Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Malam Ini, Talkshow Menarik tentang Asal Usul Leluhur Minahasa, Keyakinan, Teori, dan Pembuktiannya

Selain Weliam Boseke sebagai pembicara, acara yang dibuka oleh Ketua KKK Dr Ronny Sompie SH MH, juga menghadirkan sejumlah pakar sebagai narasumber.

ISTIMEWA
Flyer talkshow Sejarah dan Budaya Minahasa yang digelar Kerukunan Keluarga Kawanua pada Minggu (04/10/2020) pukul 19.00-21.00 WIB. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejarah dan budaya suku bangsa Minahasa selalu menarik untuk disimak dan didalami.

Terdorong menggali kembali hal itu serta nilai-nilai luruh yang ada di dalamnya, Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) menggelar talkshow daring melalui fasilitas Zoom pada Minggu (04/10/2020) pukul 19.00-21.00 WIB atau pukul 8 hingga 10 malam Waktu Indonesia Tengah (Wita).

Talkshow terbuka untuk umum dengan meeting ID 863 9437 9996 dan passcode 140251.

Bertema “Sejarah dan Budaya Minahasatalkshow ini membahas buku fenomenal karya Weliam H Boseke berjudul “Penguasa Dinasti Han Leluhur Minahasa”.

Selain Weliam Boseke sebagai pembicara, acara yang dibuka oleh Ketua KKK Dr Ronny Sompie SH MH, juga menghadirkan sejumlah pakar sebagai narasumber.

Di antaranya, tiga pakar sejarah dan budaya Minahasa, yakni Prof Dr Perry Rumengan MSn, Dr Benni E Matindas, Denni HR Pinontoan, DR Ivan Kaunang, serta Vanesia Lengkey, penari Kabasaran milenial.

Selain mereka ada juga sejumlah pemerhati lainnya, yakni Audy Wuisang, Pdt Treisje Mambo, Dr Dominica Diniafiat, Noufry Rondonuwu, Andre Opa Sumual, James F Sundah, Herling Tumbel, Merry Wenur, Viddy Supit, Jeirry Sumampow, Rachel Tuerah.

Ada sembilan (9) pokok pikiran dan refleksi bagi tou Minahasa menyambut talkshow untuk kesekian kalinya tentang Sejarah dan Budaya Minahasa terkait dengan buku Leluhur Minahasa karya Weliam H Boseke.

1. Sumber informasi pengetahuan leluhur Minahasa yang dipegang dan sudah merasuk dalam diri individu dan masyarakat Minahasa adalah kisah Lumimuut-Toar. Kisah ini telah menjadi sebuah keyakinan akan benarnya asal usul leluhur, sedemikian rupa sikap tersebut memengaruhi hidup dan paradigma berpikir terkait keyakinan tersebut.

2. Namun demikian, dokumentasi kisah ini paling awal saja mencapai 92 versi, dan pada tahun 1970-an menjadi lebih dari 100 versi karena kemungkinan karena pengaruh teori-teori migrasi yang bermunculan pada masa itu. Padahal versi yang kiranya paling awal menurut catatan JAT Schwarz dalam bukunya terbit 1907, baru menyebut 11 versi.

3. Kisah Toar-Lumimuut ini sebagai leluhur pertama Minahasa dibawakan oleh tonaas Walian pada saat upacara kematian khususnya untuk merunut asal usul si yang meninggal. Dari sekian versi penuturan kisah tersebut, Syair Zazanian Ni Karema dianggap yang lebih lengkap yang mengungkapkan asal usul leluhur Minahasa. Dokumentasi tertua, sejauh bisa diperoleh data secara tertulis, dibuat oleh H Van Kohl dalam buku bertahun 1903.

4. Mitologi bukan sejarah tapi bisa dipakai karena mengandung kebenaran tertentu, selama tidak ada fakta pegangan lain yang memadai. Apalagi teori-teori migrasi penduduk selama ini berbeda-beda. Mana yang diikuti untuk Indonesia, dan khususnya Minahasa? Teori Yunan (Tiongkok Selatan), Teori Nusantara, Teori Out of Taiwan, Teori out of Africa, ada juga Teori Austronesia sampai Mongol dan Israel?

Bukankah disebut dan dibingkai indah negara kita tercinta: Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu. Kita bersatu karena berasal dari pelbagai perbedaan termasuk berbeda suku dan ras? Dengan demikian kekhasan identitas dan sejarah masing-masing adalah sebuah kekayaan yang membuat mozaik NKRI itu menjadi indah.

5. Merefleksikan fakta keragaman yang bahkan saling menihilkan di atas, bisa dikatakan Kisah Lumimuut-Toar ini yang sudah menjadi sebuah keyakinan tentu bersifat pra-teoritis. Dan teori-teori migrasi di atas sesungguhnya bersifat pra-empiris karena fakta yg dipakai sudah ditafsirkan menurut teori yang dipakai. Maka lebih cocok teori-teori tersebut tentang leluhur Minahasa khususnya disebut hiptotetis yang mesti terus melewati suatu upaya pembuktian. (Bdk. John Verhaar, 1992)

6. Lebih lanjut, para ahli dan sejarawan yang hanya melihat peristiwa sebagai sebuah kontinuum linear akan menghadapi pertanyaan dari filsuf sejarah Michel Foucault (Arkeologi Pengetahuan) yang menegaskan bahwa ada keterpatahan sejarah, apalagi terkait linguistik itu sendiri. Fakta ada banyak versi tulisan sejarah yang diklaim sendiri sebagai sebuah kebenaran menunjukkan sesungguhnya sejarah itu memang ditulis oleh penguasa (yang mampu dan berkuasa menetapkan sebuah sejarah didokumentasikan atau tidak). Sejarah bukan ditulis langsung pada saat itu sedang berlangsung, tapi saat ditulis sudah dengan interpretasi dari si penulis atau penguasa yg memerintahkannya dengan maksud tertentu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved