Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Biden Sempat Ucapkan Insyaallah: Debat Capres AS Berlangsung Panas

Debat perdana Pilpres Amerika Serikat (AS) berlangsung sengit. Debat antara Donald Trump dan Joe Biden

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie Tombeg
afp
Debat Capres AS antara Donald Trump (kiri) dan Joe Biden selama 90 menit kemarin berlangsung di Case Western Reserve University. 

Trump sendiri dalam debat kemarin mengatakan ia akan segera merilis laporan pajak ketika siap. Namun Biden menimpali janji Trump itu dengan ucapan: "Kapan? Insyaallah?"

Dalam ajaran Islam, insyaallah (jika Allah mengizinkan) dianjurkan diucapkan jika berjanji hendak melakukan perbuatan di masa depan. Ungkapan ini juga biasa digunakan oleh penutur bahasa Arab dari  agama lainnya. Hanya saja, dalam praktiknya, ada kalanya insyaallah tidak disertai dengan komitmen yang kuat untuk melaksanakan janji tersebut.

KABAR BAIK, Tak Ada Tambahan Kasus Kematian Covid-19 di Sulut Rabu 30 September 2020

Trump dalam debat kemarin juga mengatakan bahwa ia tidak akan menerima hasil pemilu jika telah dimanipulasi. Hal tersebut dia ungkapkan untuk menjawab pertanyaan Wallace yang bertanya apakah kedua calon bersedia mendesak para pendukung untuk tenang dari kontestasi hingga penghitungan.

"Maukah Anda mendesak para pendukung untuk tetap tenang selama periode yang diperpanjang ini untuk tidak terlibat dalam kerusuhan sipil dan berjanji malam ini bahwa Anda tidak akan mengumumkan kemenangan sampai pemilihan disertifikasi secara independen," tanya Wallace.

Trump menjawab dia akan mendesak para pendukungnya untuk pergi ke tempat pemungutan suara dan menonton dengan sangat hati-hati. "Jika pemilihannya adil, saya 100 persen setuju. Tapi jika saya melihat puluhan ribu surat suara dimanipulasi, saya tidak bisa setuju," tutur Trump.

Dalam debat Trump terus menekan teori konspirasi yang tidak berdasar tentang pemilih yang memberikan suara melalui surat. Sementara Biden menanggapi pertanyaan tersebut dengan lebih tenang.

Dia bilang tidak akan menyatakan kemenangan sampai pemilihan benar-benar disahkan. "Ini semua tentang mencoba menghalangi orang untuk memilih karena dia mencoba menakut-nakuti orang agar berpikir bahwa itu tidak akan sah," kata Biden. "Muncul dan pilih lah. Anda akan menentukan hasil pemilihan ini," kata Biden.

Menang Debat

Secara keseluruhan, Biden yang diusung Partai Demokrat disebut berhasil memenangkan debat perdana melawan Trump. Berdasarkan polling CNN, enam dari 10 penonton debat yang dihimpun dalam survei mengatakan bahwa Biden melakukan pekerjaan terbaik. Hanya 28 persen yang memenangkan petahana Donald Trump.

Lalu, sekitar dua pertiga mengatakan jawaban Biden saat debat lebih jujur daripada Trump. Biden raih 65 persen dan Trump 29 persen. Kemudian serangan Biden kepada Trump selama debat dianggap lebih adil. Secara keseluruhan, 69 persen menyebut serangan Biden terhadap Trump adil, sementara hanya 32 persen yang mengatakan serangan Trump adil.

Survei CNN sengaja dirancang untuk mewakili para pemilih terdaftar yang menonton debat malam ini. CNN memberi catatan bahwa polling itu tidak mewakili pandangan semua orang Amerika. Para partisan survei yang menonton secara keseluruhan 35 persen diidentifikasi sebagai independen atau non-partisan, dan sekitar 40 persen lainnya merupakan masyarakat umum. Yang lainnya teridentifikasi sebagai 39 persen sebagai Demokrat dan 25 persen sebagai Republik.

Jajak pendapat pasca-debat CNN dilakukan oleh SSRS melalui telepon dan mencakup wawancara dengan 568 pemilih terdaftar yang menonton. Hasil di antara partisan survei memiliki margin kesalahan pengambilan sampel plus atau minus 6,3 persen.

Responden awalnya diwawancarai pada tanggal 22-27 September baik melalui telepon atau online, mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk menonton debat dan bersedia untuk diwawancarai kembali setelah debat selesai.

Dalam wawancara dengan para penonton debat yang serupa sebelum debat, 56 persen di antaranya berharap Biden melakukan pekerjaan yang lebih baik sementara hanya 43 persen partisan yang ingin Trump memenangkannya. (tribun network/mal/dod)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved