Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tempe

Komposisi Kandungan Gizi Tempe Ternyata Lebih Tinggi Dibanding Daging

Tulisan pertama tentang tempe ditemukan pada tahun 1820 pada serat-serat Centini

Editor: Aldi Ponge
sajiansedap.grid.id
Resep Orek Tempe Daun Jeruk 

Aspek gizi lain yang menguntungkan adalah tempe mudah dicernakan.

Sebabnya, enzim-enzim yang terbentuk selama proses fermentasi menguraikan zat-zat gizi makro, seperti protein dan lemak menjadi komponen-komponen lebih kecil, yaitu asam amino, asam lemak, dan gula sederhana yang tidak membutuhkan proses pencernaan lagi dan siap diserap oleh tubuh.

Berfungsi ganda

Selama proses fermentasi, mikroorganisme mampu mengubah ikatan-ikatan organik dalam kedelai menjadi ikatan-ikatan lain yang bersifat bioaktif yang ternyata berguna bagi kesehatan.

Isoflavin, suatu senyawa metabolik sekunder dalam kedelai, selama fermentasi diubah menjadi bahan-bahan aktif yang bermanfaat sebagai antioksidan, antikanker, antiinfeksi, antialergi, antiestrogenik, dan perbaikan sistem peredaran darah.

Antioksidan mencegah proses menua, penyakit jantung koroner, dan kanker.

Bahan-bahan antibakteri berupa antibiotik dan bahan-bahan kekebalan dalam tempe dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit-penyakit seperti diare, disentri, dan peradangan saluran cerna.

Sifat antiestrogen bermanfaat bagi wanita dalam mencegah pengaruh kurang baik saat menopause, osteoporosis, dan kanker payudara.

Asam lemak di dalam tempe merupakan hasil hidrolisis sebagian dari lemak kedelai oleh enzim-enzim yang terbentuk selama proses fermentasi.

Asam lemak dalam saluran cerna tidak membutuhkan pencernaan lagi dan langsung diserap

Sebagian besar asam lemak yang terbentuk adalah asam lemak tidak-jenuh, yaitu asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

Asam lemak tidak jenuh merupakan zat gizi esensial yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus didatangkan dari makanan. Asam lemak ini berpengaruh baik terhadap kesehatan jantung dan sistem peredaran darah.

Terlihat bahwa tempe merupakan sumber berbagai zat gizi penting dan sumber zat bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan.

Oleh sebab itu, dunia internasional menyebut tempe sebagai makanan kesehatan atau makanan fungsional.

Sebagai makanan kesehatan ada dua fungsi ganda tempe, yakni bermanfaat dalam menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi lebih.

Fungsi tempe lainnya bermacam-macam: memacu pertumbuhan, mencegah dan menanggulangi diare dan penyakit infeksi lain; menghambat dampak gizi lebih seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker; mencegah proses menua, osteoporosis, dan bersifat anti-estrogen yang bermanfaat bagi wanita menopause; serta bermanfaat bagi kaum vegetarian sebagai pengganti lauk hewani.

FDA Amerika Serikat bahkan telah menganjurkan untuk mengonsumsi 25 g protein dari kacang kedelai atau hasil olahannya sehari untuk menurunkan kolesterol darah.

Bagi orang sehat, M. Messina dalam artikelnya "M. Soy and the Prevention and Treatment of Chronic Disease: A Short Review of the Literature" yang dimuat dalam ASA Technology Bulletin mengusulkan 15 g protein sehari berasal dari kedelai atau hasil olahannya. Ini setara dengan 75 g atau tiga potong tempe sehari.

Maka, sungguh tepat jika tempe dibilang makanan ajaib yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Karena itu, patutlah kita menghargai dan mengembangkan produk-produk olahan tempe yang lebih beragam sehingga diterima berbagai lapisan masyarakat.

Saat ini telah dikembangkan sari tempe dan formula tempe untuk menanggulangi diare dan Kurang Energi Protein (KEP) pada balita.

Di luar negeri, sejak awal 1980-an, oleh mereka yang sudah sadar akan manfaat tempe bsgi kesehatan, telah dikembangkan berbagai macam produk tempe seperti burger tempe, sosis tempe, spagheti tempe, cookies tempe, dan mayones tempe.

Jadi, jangan malu jadi bangsa (pemakan) tempe! (Sunita Almatsier/Majalah Intisari Juli 2007

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved