Perang Azerbaijan dan Armenia
Perang Azerbaijan dan Armenia, 21 Tentara dan Warga Sipil Tewas di Perbatasan
Perang Azerbaijan dan Armenia. Hari kedua tewaskan 21 jiwa. Di antaranya tentara dan warga sipil.
Mereka memerdekakan diri dan mendirikan Republik Artsakh.
Pemerintah Baku menolak pemisahan ini, dan menyatakan Nagorno-Karabakh tetap bagian tak terpisahkan dari Azerbaijan.
Turki secara terbuka melibatkan diri dalam konflik Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah sangat strategis yang dilintasi jalur pipa gas dan minyak ke pasar global.
Perang terbuka dan intensif kedua kekuatan militer yang terletak dekat Republik Islam Iran ini pecah sejak 29 September 2020.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklaim pasukan mereka telah merebut setidaknya 7 desa,
yang terletak di dekat perbatasan Iran.
Pasukan Azerbaijan secara aktif menembaki posisi pasukan Armenia dan wilayah yang dikuasai oleh mereka,
termasuk Stepanakert, ibu kota Republik Nagorno-Karabakh atau Republik Artsakh.
Hal membedakan pada konflik kali ini, Turki secara terbuka melibatkan diri membela Azeri atau Azerbaijan.
Tak hanya politis, secara militer Presiden Erdogan mengirimkan tentara dan milisi.
Ratusan hingga ribuan petempur sipil didatangkan dari Turki dan Suriah.
Mereka anggota kelompok proksi sipil Turki di Suriah.
Orang-orang sejenis juga dikirimkan Turki untuk bertempur di Libya, mendukung pemerintahan GNA Faisal Saraj di Tripoli.
Rekaman video yang dipublikasikan situs Southfront.org, namun belum diverifikasi,