G30S PKI
Kisah Kolonel Sugiyono, Korban PKI Selain 6 Jenderal, Jasadnya Lama Ditemukan, Dikhianati Anak Buah
Kolonel Sugiyono yang saat itu menjabat Kepala Staf Korem 072/Pamungkas tak setenar nama Jenderal korban pembunuhan sadis itu.
Setelah proklmasi kemerdekaan, ia bergabung dengan Tetara Keamanan Rakyat (TKR). Ini menjadi ajudan Komandan Brigade 10 dibawah pimpinan Letkol Suharto.
Ia ikut berjuang dalam serangan umum 1 Maret 1945.
Sugeng Pratopo, keponakan Kolonel Sugiyono menceritakan kenangan sebelum wafatnya Kolonel Sugiyono yang menjadi kebanggan keluarga. Kolonel Sugiyono memliki 16 saudara.
Suatu ketika, Kolonel Sugiyono pulang ke Gedaren, sudah menjadi kebiasaan. Semua anggota keluarga pun berkumpul.
Kolonel Sugiyono berpesan : “Jangan ada yang menjadi tentara, menjadi tentara itu berat. Si Om saja yang menjadi tentara," kutip Sugeng.
Sugeng Pratopo pun diajak berkeliling ke rumah semua saudaranya di wilayah Ponjong dengan memakai seragam dinas serta membawa mobil gas ciri khas tentara kala itu.
Dalam kunjungan tersebut disertai canda, ia meminta hasil tani berupa kacang tanah kepada kakak-kakaknya.
“Kemudian pernah juga mengajak kami ke Gembira Loka untuk bermain dan bersenang-senang, bersama semua keponakan,” ungkapnya.
Tidak lama setelah beberapa peristiwa tersebut, ia mendapat kabar dari pemerintah, bahwa paman kebanggaannya meninggal dibunuh oleh PKI.
Dalam Biografi Kolonel Sugiyono diceritakan bahwa ia ikut serta dalam Gerakan Operasi Militer (GOM) III dalam rangka menumpas pemberontakan KNIL di wilayah Sulawesi Selatan, yang dipimpin oleh Andi Aziz, Raja Gowa ke-16, dinobatkan pada tahun 1653.
Pada Juni 1965, ia diangkat menjadi Letnan Kolonel dan menjadi Kepala Staf Komando Resort Militer (Korem) 072 Kodam VII/Diponegoro di Yogyakarta, yang kemudian berubah nama menjadi Kodam IV/Diponegoro dibawah pimpinan Kolonel Katamso.
Saat itu, situasi negara dalam keadaan krisis.
Ada perseteruan antara ABRI di bawah komando Angkatan Darat (AD) dengan PKI, mulai dari pusat pemerintahan sampai ke daerah.
Salah satu daerah tersebut adalah Yogyakarta, dan Surakarta yang menjadi arena percobaan mereka untuk mempersiapkan pemberontakan.
Pada tanggal 1 Oktober 1965, Letnan Kol Sugiyono kembali ke Yogyakarta setelah beberapa waktu bertugas di Pekalongan.