News
Mahasiswi Rekrut 2 Rekan dan Bakar Kampus, Mengaku Mendukung Al Qaeda
Baru-baru ini pengakuan mengejutkan datang dari Seorang mantan mahasiswa di Minnesota.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam kebakaran yang terjadi di asrama yang memiliki fasilitas penitipan anak, di mana ada 33 anak dirawat, menurut lapor Associated Press
Pengacara Hassan menolak berkomentar pada Rabu.
Hassan mendapat tuduhan lain karena berbohong kepada FBI selama kejadian kebakaran pada Desember lalu.
Dia terancam hukuman 20 tahun penjara dan diawasi pembebasannya selama sisa hidupnya, lapor Star Tribune.
• Kementerian Pertanian Tetapkan Ganja sebagai Komoditas Tanaman Obat Binaan, Begini Penjelasannya?
Al Qaeda ingin kembali aktif
Al Qaeda dalam beberapa tahun terakhir telah dilangkahi oleh ISIS.
"[Protes Black Lives Matter] adalah momen besar saat ini... yang efeknya menyebar di dunia dan menjangkau sampai ke ranah kultural dan artistik, di luar ranah media dan politik. Al Qaeda ingin masuk ke ranah tersebut dan mereka mencoba mengatakan, 'lihat, kami di sini'," kata Dr Maher.
Ada ironi mendalam bahwa kelompok yang memegang salah satu ideologi paling opresif dan mematikan di Timur Tengah sekarang ingin merepresentasikan dirinya, ke warga AS yang tengah marah, sebagai kelompok anti brutalitas polisi dan rasisme sistemis.
Al Qaeda adalah pelaku serangan teroris terburuk dalam sejarah AS pada September 2001, di mana saat itu mereka dipimpin oleh almarhum Osama Bin Laden.
Al Qaeda menerapkan aturan yang brutal ketika ia menguasai propinsi Falluja di Irak: mereka yang ketahuan merokok akan dipotong jarinya.
Sejak saat itu, Al Qaeda menginspirasi kelompok teror di banyak negara, termasuk IS.
Meski beberapa individu melancarkan serangan teror, seperti yang dilakukan oleh seorang warga Arab Saudi, yang terinspirasi Al Qaeda di Pensacola, Florida, pada Desember 2019, baik Al Qaeda maupun ISIS hingga kini gagal membangun dukungan yang signifikan di antara warga AS.
Ini berlawanan dengan Eropa, di mana terdapat beberapa kota yang menjadi sarang simpatisan kelompok itu sejak tahun 1990an.
Selama berbulan-bulan, kepala intelijen negara-negara Barat telah memperingatkan bahwa Al Qaeda tidak menghilang. Mereka hanya menunggu peluang yang tepat.
Tahun ini, baik Al Qaeda maupun ISIS menyambut dampak buruk Covid-19 di AS dan Inggris.