Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Pembunuhan

Aksi Nekat Remaja 19 Tahun, Bunuh Ibunya Sendiri & Rendam Jenazah Selama 4 Bulan di Bak Mandi

Mayat perempuan berusia 45 tahun itu ditemukan di bank mandi setelah kepolisian melakukan penyelidikan.

Editor:
AFP/JEFF PACHOUD
Ilustrasi mayat. 

"Saat kejadian, saya tidak berada di rumah," kata Warso sembari mengatupkan kedua tangannya di sela paha, Rabu (17/6/2020) siang.

Ia mengatakan, pada Selasa (16/6) pukul 18.30 WIB, dirinya berangkat ke Masjid Al Badar yang tak jauh dari rumahnya untuk menunaikan salat Maghrib.

Saat meninggalkan rumah, kondisi istrinya itu masih biasa-biasa saja.

Bahkan, Warso sempat pamit pada Suparti.

"Setelah salat maghrib, saya lanjut menunaikan salat isya. Selepas itu, saya tidak langsung pulang ke rumah," kata Warso, dengan kondisi tatapan nanar.

Ia mengatakan, dirinya sempat singgah ke rumah keponakan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Sekitar pukul 20.35 WIB, Warso pulang ke rumah.

Saat berada di depan pintu rumah, ia merasa ada yang tidak beres.

Kondisi rumah hening bagai tak berpenghuni.

"Biasanya ketika saya pulang, istri yang buka kan pintu. Tapi saat kejadian itu, anak saya (Haris) yang buka kan," kata Warso.

Karena rumahnya gelap gulita, Warso sempat mencari dan memanggil Suparti.

Namun, Suparti tidak menjawab.

Sejurus kemudian, Warso pun menyalakan pemnatik, dan mencari Suparti di kamar.

"Saya lihat di kamar enggak ada orang, lalu saya pergi ke dapur," kata Warso.

Setibanya di dapur, tubuh Warso langsung lemas.

Ia melihat istrinya itu tergeletak bersimbah darah.

Saat ditemukan, Suparti masih mengenakan mukenah.

Ada dugaan, Suparti dibunuh saat akan menunaikan salat Isya di rumah.

Karena panik, Warso kemudian memanggil para tetangga.

Mendapat kabar Suparti dibunuh, warga pun beramai-ramai mendatangi rumah Warso.

Sebagian lainnya kemudian mengubungi petugas Polresta Deliserdang.

Pada malam kejadian, permukiman warga itu cukup ramai.

Polisi lalu lalang di sekitar lokasi memintai keterangan saksi.

Setelah mendengarkan penuturan saksi, polisi berkesimpulan pembunuh Suparti adalah Haris, anak kandung korban.

"Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, pelaku yang diduga membunuh korban adalah Haris, anak kandungnya.

Dugaan sementara korban dihabisi menggunakan cangkul," kata Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, Kompol M Firdaus.

Ia mengatakan, dari penuturan sejumlah saksi, motif pelaku membunuh korban karena kesal dinasehati.

Sebelum kejadian, pelaku yang berstatus lajang ini baru saja pulang dari sawah.

Saat itu pelaku membawa cangkul yang digunakannya untuk bekerja.

"Korban sempat memarahi pelaku dengan nada tinggi.

Karena kesal dimarahi, pelaku kemudian mengambil cangkul dan memukulkannya ke arah kepala korban, persisnya di bagian dahi di atas mata dan belakang telinga sebelah kanan," kata Firdaus.

Begitu dihantam cangkul, korban yang usianya sudah lanjut roboh ke lantai.

Darah segar mengucur deras dari kepala korban.

Karena diduga kehabisan darah dan akibat benturan cangkul yang terlalu keras, korban meninggal dunia.

"Dari hasil penyelidikan kami di lokasi, memang terdapat lubang (liang kubur) di belakang rumah," kata Firdaus.

Dugaan sementara, liang kubur itu sengaja dibuat oleh Haris untuk menguburkan jasad ibunya.

Apa yang disampaikan Firdaus turut dibenarkan Kepala Desa Bangun Rejo, Misno.

Katanya, warga tahu ada liang kubur di belakang rumah korban setelah pagi hari.

"Pas malam kejadian itu enggak ada yang tahu. Kan di sini cukup gelap.

Begitu pagi hari, baru lah tahu warga sini ada lubang di belakang rumah," kata Misno.

Pascakejadian, jenazah Suparti sempat dibawa polisi ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan untuk diautopsi.

Selesai melakukan autopsi, jenazah diserahkan kembali pada pihak keluarga untuk dimakamkan.

Terkait masalah ini, Warso, orangtua pelaku menyerahkan sepenuhnya kasus ini pada polisi.

Ia merelakan anaknya itu dihukum beradasarkan undang-undang yang berlaku.

Gangguan Jiwa

Wakasat Reskrim Polresta Deliserdang, AKP Antonius Alexander Piliang mengatakan, Haris, lelaki yang tega membunuh ibunya sudah diamankan di Mako Polresta Deliserdang.

Katanya, berdasarkan pemeriksaan sejumlah saksi, Haris ini mengalami gangguan kejiwaan.

"Pelaku ini mengidap gangguan jiwa," kata Alex.

Begitupun, lanjut Alex, polisi tetap menahan dan memproses Haris.

Katanya, penyidik akan berkoordinasi dengan ahli kejiwaan untuk memastikan kondisi mental Haris.

Terpisah, Kepala Desa Bangun Rejo, Misno juga mengatakan bahwa Haris mengalami gangguan jiwa.

Pada tahun 2018 lalu, Haris pernah mengamuk dan memukul ayahnya, Warso.

Gegara penganiayaan itu, Warso terpaksa dilarikan ke rumah sakit.

"Memang dia itu ada kelainan jiwanya. Bapaknya pun pernah dianiayanya waktu itu," kata Misno.

Begitupun, Misno tak bisa banyak berkomentar terkait sanksi hukum yang bakal diterima Haris.

Katanya, kasus ini sepenuhnya diserahkan pada polisi.

Untuk membuktikan keterangan polisi dan Kades, Tribun Medan sempat berbincang pada Warso, ayah Haris.

Kata Warso, memang Haris sudah lama mengalami gangguan jiwa.

Pernah satu ketika, Warso melihat anaknya itu ketawa-ketawa sendirian.

"Sudah kami bawa kemana-mana untuk diobati. Bahkan sempat kami ruqyah," ungkap Warso.

Namun, usaha itu tidak membuahkan hasil.

Belakangan Haris justru membunuh ibunya menggunakan cangkul. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Seorang Gadis Membunuh Ibunya Sendiri, Jenazah Direndam di Bak Mandi Apartemen Selama Empat Bulan, https://wartakota.tribunnews.com/2020/08/22/seorang-gadis-membunuh-ibunya-sendiri-jenazah-direndam-di-bak-mandi-apartemen-selama-empat-bulan?

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved