Tajuk Tamu
Tajuk Tamu : Merdeka Bersama
Amanat kebangsaan, khususnya perihal upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam konteks di era merdeka belajar saat ini.
Merdeka Bersama
Oleh: Meilanie M. J. Kaeng, S. Si.
Guru SMP/A Citra Kasih, Manado
MENCERDASKAN kehidupan bangsa merupakan salah satu amanat kebangsaan yang tertulis dalam pembukaan Undang - Undang Dasar 1945; yang acapkali dikumandangkan saat upacara bendera guna disimak bersama oleh komunitas sekolah.
Amanat kebangsaan, khususnya perihal upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam konteks di era merdeka belajar saat ini, sejatinya merupakan pengingat, sekaligus tantangan bagi profesi guru sebagai insan pendidikan.
Merdeka belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Esensi dari merdeka belajar adalah kemerdekaan dalam berpikir.
Dalam kondisi pandemi Corona virus disease (Covid-19) sebagai wabah global, upaya untuk memfasilitasi proses belajar agar proses berpikir murid dan guru dapat berlangsung dan terjaga tetap efektif, bukanlah suatu perkara yang mudah.
Panggilan karya dan pelayanan sebagai guru profesional dalam suasana kenormalan baru (new normal), dituntut untuk memperhatikan dan menerapkan protokoler kesehatan, antara lain seperti: memakai masker, menjaga jarak dan kontak fisik (social and physical distancing), serta rajin mencuci tangan.
Yang jelas, ditengah situasi kebangsaan yang serba tidak mudah seperti saat ini, dibutuhkan pemberian diri dan pemikiran secara total dari para guru, lengkap dengan kebesaran dan kerendahan hatinya agar para guru dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) nya dengan penuh tanggungjawab dan bermartabat; panggilan profesi nan luhur dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tidak terhitung jumlah webinar dan pelatihan-pelatihan online yang diikuti oleh para guru untuk senantiasa mengembangkan dirinya guna nantinya dapat meningkatkan kualitas dari proses pembelajaran. Di mana acapkali karena adanya barier geografis dan keterbatasan akan kelengkapan sarana prasarana belajar, menjadikan guru terkadang sampai harus merelakan pemanfaatan kuota internet secara personal.
Namun demikian, perlu disadari bersama bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa senyatanya tidaklah hanya dilekatkan pada profesi guru, namun dibutuhkan pula peran serta dari para orangtua sebagai pendidik dan pengajar pertama dan utama bagi para generasi muda bangsa; di mana proses belajar dan pendidikan dimulai bersama dengan keluarga, dimulai dari rumah masing-masing.
Ringkasnya, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan pekerjaan rumah (PR) bersama setiap anasir masyarakat.
Bersinergi bersama
Guna mengawal agak kualitas Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) tetap prima, maka dibutuhkan adanya sinergitas antar elemen pendidik, yakni antara orangtua dengan guru.
Dalam situasi seperti saat ini, meski akses gedung sekolah masih ditutup di beberapa daerah di negeri ini, namun lihatlah jutaan kelas mulai dibuka di rumah masing-masing setiap paginya. Sadar atau tidak, sebagai pengguna jasa (stakeholder) pendidikan, orangtua memainkan perannya secara optimal, antara lain sebagai :
Pertama, sebagai guru yang utama di rumah. Sebelum anak memasuki dunia sekolah orang tualah yang pertama kali menjadi guru mereka. Orangtua berperan dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan karakter mulia dan sikap sopan dan santun pada diri anak.
Kedua, sebagai fasilitator. Fasilitator berarti pihak yang berperan sebagai penyedia. Orangtua menjadi penyedia sarana dan prasarana bagi siswa ketika belajar dari rumah. Misalnya adalah menyediakan waktu dan tempat belajar yang nyaman dan kondusif.
Sehingga ketika siswa belajar dari rumah, kondisi lingkungan rumah dapat mendukung proses belajr siswa. Dengan tersedianya fasilitas belajar yang diperlukan maka diharapkan akan mendukung keberhasilan pembelajaran jarak jauh ini.
Ketiga, sebagai motivator. Orangtua akan memerankan sosok motivator ketika anak mengalami kesulitan belajar di rumah, maka orangtua haruslah dapat membantu dengan melakukan pendekatan emosional sehingga dapat mendeteksi letak kesulitan belajar anak di rumah.
Orangtua dapat memulai dengan mendampingi anak dalam pertemuan awal proses belajar.
Hal ini penting bagi orangtua untuk mengetahui alur dan instruksi belajar sehingga memudahkan dalam memotivasi dan memberi inspirasi kepada anak ketika mengalami kesulitan belajar.
Orangtua harus menjadi penggerak dan pendorong untuk melanjutkan proses belajar terlebih ketika menemui masa bosan belajar dari rumah.
Keempat, sebagai pengarah atau director. Orangtua mempunyai peran untuk selalu mendampingi dan mengarahkan anaknya untuk dapat mencapai keberhasilan.
Hal penting yang harus diingat adalah orang tua tidak boleh memaksakan sesuatu hal yang bukan menjadi target anak. Fokuskan pada target pribadi anak sesuai dengan bakat dan minat anak. Sebab setiap anak memiliki hak untuk mewujudkan cita-citanya.
Masih terkait dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa; khususnya dalam memaknai proses belajar di alam nan penuh kemerdekaan, rasanya akan semakin optimal, ketika peran orangtua dan peran guru dapat berjalan secara paralel; bahkan bersinergi; saling melengkapi dan menyempurnakan.
Niscaya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai amanat kebangsaan akan mengalami proses percepatan dalam pencapaiannya.
Sebagai bangsa yang merdeka, orangtua yang merdeka, guru yang merdeka, dan siswa yang merdeka dalam belajar, maka setiap ungkapan kemerdekaan tersebut akan menjadi lebih bermakna saat mengkristal menjadi kemerdekaan kolektif; menjadi milik bersama sebagai bagian dari anak bangsa.
Kiranya melalui sinergi bersama dari setiap anasir bangsa, bangsa kita boleh diberdayakan dan dimampukan untuk mengatasi gelombang pandemi dan mengalami percepatan pemulihan sehingga para murid dapat segera melanjutkan kembali aktivitas dan proses belajarnya ke sekolah. (*)