Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kejari Jakarta Utara Ditutup Sementara Pasca Meninggalnya Jaksa Fedrik

Kejaksaan Agung RI menutup sementara pelayanan masyarakat di Kejaksaan Negeri Jakarta Utara

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TribunSumsel, TribunJateng
Fedrik Adhar jaksa yang sempat tangani kasus Ahok dan Novel Baswedan meninggal dunia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kejaksaan Agung RI menutup sementara pelayanan masyarakat di Kejaksaan Negeri Jakarta Utara sejak  Selasa (18/8/2020) kemarin. Pelayanan akan mulai kembali dibuka pada pekan depan.Kapuspenkum Kejaksaan Agung RI, Hari Setiyono mengatakan penutupan tersebut menyusul Jaksa Fedrik Adhar yang meninggal dunia lantaran terpapar Covid-19.

Golkar Resmi Dukung Bobby-Aulia di Pilwalkot Medan

"Untuk mengantisipasi pemutusan virus tersebut di Kejari Jakarta Utara yang bersangkutan bertugas, maka pada hari ini dan besok Kejari Jakarta Utara tidak melayani pelayanan umum," kata Hari di Kejaksaan Agung RI.

Hari mengatakan pihaknya juga akan melakukan penyemprotan desinfektan dan melakukan pemeriksaan massal kepada seluruh jajaran yang bertugas di Kejari Jakarta Utara.

"Kami lakukan sterilisasi penyemprotan desinfektan termasuk dilakukan rapid test dan juga swab di seluruh jajaran Kejari Jakarta Utara. Mudah mudahan hasilnya baik sehingga setelah dua hari ini, dilanjutkan libur, maka minggu berikutnya di dalam kondisi steril tidak lagi terpapar virus Covid-19," pungkasnya.

Kejaksaan Agung RI menjelaskan kronologi meninggalnya jaksa Ferdik Adhar yang diduga meninggal terpapar virus Covid-19 pada Senin (17/8/2020). Korps Adhyaksa itu membenarkan jajarannya itu meninggal setelah dirawat di RS Pondok Indah."Kami sampaikan bahwa pada Senin kemarin rekan kami jaksa Albertini Fedrik Adhar telah meninggal dunia di RS Pondok Indah Bintaro. Diperkirakan meninggal sekitar pukul 11.00 WIB," kata Kapuspenkum Kejaksaan Agung RI, Hari Setiyono.

Hari menjelaskan Jaksa Adhar mulai mengalami sakit usai pulang kampung libur hari raya Idul Adha bersama istrinya ke Baturaja, Ogan Komering Hulu, Sumatera Selatan. Usai kembali ke Jakarta, dia merasakan tubuhnya mulai dalam kondisi tidak sehat.

Bantuan Pulsa Akan Diberikan Kepada Mahasiswa

Menurut Hari, Jaksa Adhar kemudian dirawat di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Pada Kamis (13/8/2020), ia kemudian dilakukan pemeriksaan rapid test hingga swab yang ternyata hasilnya positif Covid-19."Kembali ke Jakarta sudah mulai terasa sakit. Kemudian dirawat di RS Pondok Indah Bintaro. diagnosa sakit kemudian hari Kamis dilakukan rapid dan swab barulah ditemukan atau ada indikasi terpapar Covid-19," ungkapnya.

Jaksa Adhar memang juga memiliki masalah penyakit lain. Di antaranya, komplikasi gula darah dan kolesterol yang tinggi.Hari menjelaskan Jaksa Adhar juga sempat menggunakan ventilator atau alar bantu pernapasan tiga hari menjelang wafat."Dalam kurun waktu perawatan Jumat Sabtu Minggu sudah menggunakan ventilator dan saya sampaikan tadi hari Senin yang bersangkutan meninggal dunia," pungkasnya.

Diketahui, Robertino Fedrik Adhar Syaripuddin menjabat sebagai Kasubsi Penuntutan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara. Nama Jaksa Fedrik Adhar mulai dikenal saat menangani kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.Yang terakhir, namanya kembali menjadi pembicaraan setelah menangani kedua terdakwa kasus penyiraman Novel Baswedan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan pemerintah untuk lebih banyak lagi melakukan tes massal covid-19 karena kasus positif covid-19 makin bertambah.Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyebutkan kalau banyak yang di tes dan banyak yang ketahuan positif covid-19 maka yang terinfeksi bisa langsung melakukan karantina dan memutus penularan.

"Di masa pandemi ini harus cepat kalau lambat lelet, gubernur di daerah kalau Anda tidak cepat anda merugikan rakyat di provinsi. Pas ada yang dites positif kan di karantina jadi putus, lalu ditracing dikarantina jadi tes cara terbaik itu cara tepat memotong penularan," ungkap Zubairi.

Zubairi menyebutkan minimnya tes covid-19 di Indoneia terlihat dari jumlah harian orang yang diperiksa covid-19 masih berada di bawah target Presiden Jokowi yang Juli lalu menargetkan 30.000 tes per hari.

PSI Siapkan Artis Giring Ganesha Calon Presiden, Serius?

Adapun data dari Kementerian Kesehatan pada 17 Agutus 2020 jumlah yang diperiksa sebanyak 7.224 orang dengan hasil 1.821 positif covid-19.Sementara hari ini 18 Agustus 2020 jumlah yang diperiksa sebanyak 12.409 orang dengan hasil 1.673 orang positif terjangkit covid-19."Padahal lebih dari sebulan presiden Juli bilang minimnya sehari 30 ribu dan sebulan gak ada yang manut, padahal tes cara paling penting untuk memutus rantai penularan," kata Zubairi.

Zubairi menambahkan saat ini pencegahan dengan melalukan tes covid-19 paling diandalkan karena vaksin dan obat belum ditemukan."Vaksin Januari mungkin baru selesai medio tahun depan nari ada sementara itu korban terus berjatuhan, makanya tes masif sangat amat penting," pungkas Zubairi. (tribun network/igm/phia)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved