Berita Bolsel
Beda Nasib Aylan dan Yudha, Warga Miskin Terancam Putus Sekolah
Pembelajaran dibuat semirip mungkin dengan suasana sebelum Covid-19. Semua siswa memakai seragam.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Alyan memulai pelajarannya pukul delapan pagi.
Dimulai dari bersaat teduh, kemudian bocah 5 tahun ini mengucapkan ayat hafalan dari Alkitab.
Pelajaran dimulai dengan bernyanyi. Rabu pekan lalu, mereka bernyanyi lagu mandarin, kemudian Inggris, yang berkisah tentang ayah, ibu, rumah dan pohon sekitar rumah.
Itulah gaya pembelajaran jarak jauh sebuah sekolah swasta terkenal di Manado.
Alyan adalah salah satu siswa sekolah itu, Ia murid TK, pembelajaran berlangsung lewat ponsel.
• Peduli Korban Banjir, Stikes Muhammadiyah Manado dan MDMC Sulut Buka Posko Kesehatan
• Bertambah 5 Orang, Total Suspek yang Digugurkan Statusnya Menjadi 645
Pembelajaran dibuat semirip mungkin dengan suasana sebelum Covid-19. Semua siswa memakai seragam.
Interaksi guru dan murid atau antar-murid tetap cair, tak terbatas ruang.
Ada pula waktu bersenang. Untuk model pendidikan ini, orangtua Aylan, terpaksa
membelikan anaknya ponsel.
"Kalau kuota sih tak masalah, karena kami ada wifinya, tapi perlu ponsel jadi terpaksa saya belikan," kata Mario, ayah Aylan.
Tak semua siswa seberuntung Aylan. Di luar sana, banyak siswa yang tak bisa
mengenyam pendidikan akibat pendemi Covid-19.
• Foto Wijin Ada di Ponsel Gisella Anastasia, Gempi Bilang ke Gading: Ini Cuma Teman Mama
• Kecelakaan Maut Pengendara Motor Tewas di Tempat, Tabrak Mobil Pikap, Pandangan Depannya Bermasalah
• Bila Pertempuran Sengit Pecah di Laut China Selatan, Tiongkok Dalam Keadaan Siap Menggempur AS
Orangtua mereka miskin hingga tak bisa beli kuota, jika pun kuota disediakan sekolah, mereka tak punya ponsel android.
Memang ada sistem pembelajaran luring. Yakni pembelajaran di rumah siswa dengan mengumpulkan siswa minimal tujuh.
Dengan protokol covid-19 yang ketat. Tapi daya jangkau guru terbatas.
IKUTI INSTAGRAM TRIBUN MANADO:
Hanya bisa berkunjung seminggu sekali. Itu pun waktunya terbatas. Seribu satu kendala pun ditemui dari pembelajaran model ini.
Sering guru tak ketemu muridnya. Sang murid ternyata bekerja membantu orangtuanya yang sudah kepayahan mengais rezeki di masa Covid-19.