Berita Bolsel
Beda Nasib Aylan dan Yudha, Warga Miskin Terancam Putus Sekolah
Pembelajaran dibuat semirip mungkin dengan suasana sebelum Covid-19. Semua siswa memakai seragam.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
Inilah petaka Covid-19 di dunia pendidikan. Anak - anak dari kalangan tak mampu yang bermukim di
kawasan urban, terancam putus sekolah.
Seperti yang dialami Yudha, bocah berumur 12 tahun ini setiap hari menjajakan kue dagangannya di
seputaran terminal Paal Dua Manado.
Ia jualan dari pagi sampai semua kuenya habis. Kadang siang. Kadang hingga sore.
"Tak ada yang paksa saya, saya mau cari uang untuk bantu mama dan papa," kata dia polos.
• Ahok Ceritakan Kisahnya Usai Aksi 411: Saya juga Sempat Berpikir Mau Pindah Warga Negara
• Beli Pertalite di SPBU Pertamina Dapat Uang Kembali 30 Persen, Begini Caranya
Seharian berjalan, untungnya tipis. Sungguh tak sepadan dengan usahanya.
"Kadang 20 ribu, kadang tak sampai, semua saya setor ke mama," ujar dia.
Sebelumnya ia adalah siswa sebuah SD. Semasa masih bersekolah, ia juga jualan kue.
Tapi itu sehabis pulang sekolah, waktunya terbatas pula, hanya sampai sore.
Pulang rumah ia mandi, salat kemudian belajar.
Di masa pagebluk ini, SD tempat sekolahnya diliburkan. Kemudian sekolah jarak jauh diluncurkan.
• Dharmawan Jaya Setiawan Sempat Merasa Optimis Wali Kota Banjarbaru Sembuh dari Covid-19
• Promo Merdeka MyPertamina Cashback 30 Persen
Tak punya ponsel, sulit ia mengikutinya. "Mau makan saja sulit," kata dia.
Satu satunya harapan adalah model luring.
Tapi guru - gurunya hanya nongol seminggu atau dua minggu sekali.
Jadwalnya tak tentu, kadang datang di saat ia sedang berjualan.
• Cuaca Berubah Ekstrem, 3 Polisi Hilang dari Kapal Patroli yang Tenggelam di Laut Pulau Tibi Kaltara
Ditanya apakah ingin terus sekolah, bibirnya mengiyakan, tapi ekspresinya ragu.