Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sikap Donald Trump Terhadap Ledakan di Beirut, Ungkap Hasil Pembicaraannya Dengan Jenderal di AS

Mereka menambahkan, masih dini untuk menyimpulkan penyebab ledakan dan jawabannya dapat berubah seiring berjalannya waktu

Editor: Finneke Wolajan
STR / AFP (STR / AFP)
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. STR / AFP (STR / AFP) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ledakan dahsyat di Beirut kemungkinan merupakan serangan bom, demikian pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Selasa (4/8/2020).

Padahal sebelumnya, para pemimpin Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh bahan peledak tinggi yang telah disimpan di gudang-gudang di ibukota selama bertahun-tahun.

"Amerika Serikat siap membantu Lebanon," kata Trump pada pertemuan singkat Gedung Putih mengenai ledakan Selasa, yang menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan lainnya.

Donald Trump
Donald Trump (tribun jogja)

"Sepertinya serangan yang mengerikan."

Mengutip Reuters, ketika ditanya tentang penggambaran ledakannya, Trump mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan beberapa jenderal AS yang merasa ledakan itu bukan semacam jenis ledakan manufaktur.

Dia mengatakan kepada wartawan, "Menurut para jenderal yang tidak disebutkan namanya ini, ledakan itu tampaknya adalah serangan. Itu semacam bom.”

Foto memperlihatkan tempat ledakan di dekat pelabuhan di ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung, dan mengirim asap besar mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui.
Foto memperlihatkan tempat ledakan di dekat pelabuhan di ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, mengguncang gedung-gedung, dan mengirim asap besar mengepul ke langit. Media Libanon membawa gambar-gambar orang yang terperangkap di bawah puing-puing, beberapa berlumuran darah, setelah ledakan besar, yang penyebabnya tidak segera diketahui. (STR/AFP)

Dua pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tidak jelas di mana Trump menerima informasi tersebut.

Akan tetapi, informasi awal tampaknya tidak menunjukkan bahwa ledakan itu adalah serangan.

Para pejabat mengatakan informasi sejauh ini hanya berasal dari pejabat Lebanon kepada publik.

Mereka menambahkan, masih dini untuk menyimpulkan penyebab ledakan dan jawabannya dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan dan mengatakan hal itu "tidak dapat diterima".

Perdana Menteri lebanon Hassan Diab mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, akan ada pertanggungjawaban atas ledakan mematikan di "gudang berbahaya".

Ledakan Besar Terjadi di Pelabuhan Lebanon, 70 Tewas dan 4.000 Luka-Luka

Sebuah ledakan besar terjadi di Ibukota Lebanon, Beirut hingga menewaskan sekitar 70 orang pada Selasa (4/8/2020).

Sementara itu, menurut laporan CNN Live Updates, korban tewas akibat ledakan besar-besaran mencapai 78, kata menteri kesehatan Lebanon kepada Reuters.

"Ada banyak orang yang hilang sampai sekarang. Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik."

"Kami menghadapi bencana nyata dan perlu waktu untuk menilai tingkat kerusakan," kata Menkes Hamad Hassan.

Dikutip dari BBC, ada lebih dari 4.000 orang terluka akibat insiden ini menurut pernyataan Menteri Kesehatan. 

Video menunjukkan asap yang mengepul karena api, tidak lama kemudian muncul ledakan besar menyerupai bentuk jamur di dekat pelabuhan Beirut.

Pemerintah menduga ledakan tersebut diakibatkan bahan peledak tinggi yang disimpan di gudang selama enam tahun.

Dalam cuitannya, Presiden Michel Aoun mengatakan insiden ini tidak bisa diterima lantaran ada 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara serampangan.

Investigasi kini sedang dilakukan untuk mengungkap pemicu ledakan.

Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan akan bertanggung jawab dan menerima hukuman atas insiden ini.

Rumah sakit kewalahan karena banyaknya korban dan ledakan membumihanguskan gedung-gedung.

Presiden Aoun mengumumkan masa berkabung selama tiga hari, dan mengatakan pemerintah akan mengeluarkan 100 miliar lira (Rp 959.2 milyar) dana darurat.

Seorang jurnalis BBC di tempat kejadian melaporkan adanya korban meninggal dan kerusakan parah di pelabuhan Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab menilai kejadian ini sebagai malapetaka dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

Lebih lanjut dia membahas gudang berbahaya yang ada sejak 2014 silam.

Media lokal melaporkan orang-orang yang terjebak di bawah puing-puing bangunan.

Seorang saksi mata menggambarkan ledakan pertama itu memekakkan telinga, dan rekaman video menunjukkan mobil yang rusak dan bangunan yang hancur akibat ledakan.

"Semua bangunan di sekitar sini runtuh. Saya berjalan melalui kaca dan puing-puing di mana-mana, dalam kegelapan," ujar seorang saksi mata di dekat pelabuhan kepada AFP.

Ledakan itu terdengar hingga 240 km (150 mil) jauhnya di pulau Siprus di Mediterania timur.

Ledakan terjadi di tengah krisis ekonomi yang memicu perpecahan di Lebanon.

Ketegangan juga tinggi menjelang putusan hari Jumat dalam persidangan atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri pada 2005.

Kapal UNIFIL yang Berlabuh Rusak 

Sebuah kapal gugus tugas UNIFIL yang berlabuh di pelabuhan Beirut rusak dan beberapa penjaga perdamaian angkatan laut UNIFIL terluka.

Beberapa mengalami luka serius dalam ledakan besar di ibukota Libanon, jelas Pasukan PBB Sementara di Lebanon dalam pernyataannya Selasa (4/8/2020).

"UNIFIL membawa para penjaga perdamaian yang terluka ke rumah sakit terdekat untuk perawatan medis," kata pernyataan itu, dikutip dari Reuters.

UNIFIL saat ini sedang menilai situasi, termasuk skala dampak pada personil UNIFIL, dan siap untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada pemerintah Lebanon. (*)

Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Dugaan Trump, ledakan Beirut tampaknya berasal dari 'serangan bom'

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ledakan Besar Terjadi di Pelabuhan Lebanon, 70 Tewas dan 4.000 Luka-Luka

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved