Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minsel

Petani Cengkih Asal Minsel Ini Tak Setuju Cengkih Dikenakan PPN

Usaha Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) untuk memperjuangkan nasib petani cengkih nyiur melambai nampaknya berhasil

Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: David_Kusuma
Istimewa
Deivi Karamoy 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Usaha Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) untuk memperjuangkan nasib petani cengkih nyiur melambai nampaknya berhasil.

Lobi Gubernur Olly Dondokambey terkait penurunan PPN cengkih tinggal menjadi 1 persen dari 10 persen sudah disetujui.

Deivi Karamoy petani cengkih dari Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) berterima kasih atas usaha yang sudah dilakukan Pemprov Sulut. Namun bagi dia usaha itu belum akan mensejahterakan petani.

"Karena tetap saja ada pajak atas hasil cengkih petani. Kalau pemerintah mau berjuang mensejahterakan petani, harus melobi ke pemerintah pusat supaya PPN dihapus," kata dia.

7 ABK Positif Covid-19, Kapal Ini Tetap Angkut Penumpang

Menurutnya dengan harga cengkih yang merosot tajam saat ini, petani belum bisa merasakan dampak atas hasil cengkih jika masih tetap dikebalan pajak. "Saya minta kepada pemerintah supaya berjuang sepenuh hati," ujarnya, Rabu (5/8/2020).

"Harga cengkih so murah, mar tetap dikenakan PPN? Untung dari mana kami," tambah dia.

Menurut Deivi Karamoy, di tengah pandemi covid-19, pemerintah harus ada cara supaya ekonomi petani cengkih naik.  Jika harga cengkih hanya berkisar Rp 60  sampai Rp 70 ribu, petani tidak akan mendapat untung.

Bantuan Obat-obatan dan Bahan Pokok, Akhirnya Tiba di Desa Terisolir

Jika memasuki masa panen raya dia menambah atau menyewa pemetik cengkih untuk membantu memanen hasil.

"Jika ada panen raya mereka (buruh pemetik) diberi honor Rp 5 ribu per liter dan akan dibayar setiap minggu," kata dia.

Satu orang pekerja bisa memetik sampai Rp 90 liter dalam sehari. Dulu ujar dia, satu liter untuk setiap pemetik diberi honor Rp 3.500. Tapi karena ada panen raya saat itu honornya jadi Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per liter.

Kapolres Minsel Perintahkan Anggotanya Berikan Pelayanan Cepat

Honor setiap pekerja ini sudah di luar makan siang dan uang rokok.

Bahkan para pemetik cengkih diberi sarapan pagi, kopi sore dan juga makan malam.

"Kami bisa menyewa sampai 19 pemetik cengkih jika ada panen raya," pungkas dia.

Dugaan Sumber Penyebab Ledakan di Beirut Lebanon, Ini Kata Perdana Menteri Hassan Diab

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved