Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mobil TNI Kena Ledakan di Beirut: Satu WNI Luka Ringan

Sebuah mobil pikap jenis Hilux dan sebuah minibus angkut berkapasitas 20 orang milik TNI diduga terkena ledakan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Anwar Amro/AFP
Sebuah ledakan dahsyat di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai 2.750 orang lainnya. Ledakan ini mengirimkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela, menghancurkan batu dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon. 

Kepala keamanan internal Lebanon, Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, mengatakan pihak berwenang menyita sejumlah besar natrium nitrat, yang seharusnya dihancurkan berbulan-bulan lalu, di salah satu gedung yang ada di pelabuhan Beirut.

Ibrahim mengatakan bahan kimia itu terbakar, menyebabkan ledakan besar kedua. Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengatakan akan ada penyelidikan penuh untuk mengungkap fakta mengenai gudang berbahaya ini yang telah ada sejak 2014. Dia mengatakan, mereka yang bertanggung jawab akan membayar harga untuk apa yang terjadi di Beirut.

CHORD Gitar dan Lirik Lagu Ambon, Tuhan Beta Mau Dia - Vicky Salamor, Nada Dasar C

Diab telah bertemu dengan kepala badan keamanan Lebanon, kementerian terkait, dan pejabat senior lainnya untuk diskusi darurat tentang penanganan dampak dari ledakan tersebut. Atas bencana ini, Diab mengimbau semua negara dan persekutuan Lebanon untuk memberikan bantuan kepada negara kecil tersebut.

Serangan Mengerikan

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ledakan kuat yang mengguncang ibukota Beirut Lebanon seperti sebuah serangan yang mengerikan. "Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang-orang Lebanon dan kami akan berada di sana untuk membantu. Ini terlihat seperti serangan yang mengerikan," kata Trump.

Trump menyatakan, dia sudah bertemu dengan para jenderalnya di mana mereka menyebut ledakan di Beirut itu bukan insiden yang biasa. Namun, tiga pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyebutkan kepada CNN bahwa ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa malam, tidak ada indikasi serangan.

Seorang pejabat mengatakan bahwa jika ada indikasi pihak tertentu telah menyerang kawasan Beirut dengan skala sebesar itu, maka akan memicu peningkatan otomatis perlindungan pasukan AS dan asetnya dalam wilayah tersebut. Sejauh ini, pejabat ini mencatat bahwa tidak ada yang terjadi untuk mengindikasikan serangan.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa pemerintah Lebanon sedang menyelidiki penyebab ledakan dan AS berharap yang terbaik untuk hasil itu. Selama konferensi pada Selasa itu, Trump terus menyiratkan bahwa Beirut telah menjadi sasaran serangan pihak tertentu. (tribun network/gta/ras/kps/wly)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved