Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mobil TNI Kena Ledakan di Beirut: Satu WNI Luka Ringan

Sebuah mobil pikap jenis Hilux dan sebuah minibus angkut berkapasitas 20 orang milik TNI diduga terkena ledakan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Anwar Amro/AFP
Sebuah ledakan dahsyat di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai 2.750 orang lainnya. Ledakan ini mengirimkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela, menghancurkan batu dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Sebuah mobil pikap jenis Hilux dan sebuah minibus angkut berkapasitas 20 orang milik TNI diduga terkena ledakan dahsyat yang terjadi di area pelabuhan Beirut Lebanon pada Selasa (4/8).

Relawan Uji Vaksin Covid-19: Relawan Uji Vaksin Bukan Kelinci Percobaan

Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang mengatakan kedua mobil tersebut tengah diparkirkan di pelabuhan Beirut di markas Lebanese Armed Forces saat kejadian.

Menurutnya selain dua kendaraan tersebut hingga saat ini belum ada lagi fasilitas TNI yang diduga terkena dampak ledakan tersebut. Selain itu ia belum bisa memastikan bagaimana kondisi kedua kendaraan tersebut karena saat ini di lokasi telah dipasang garis polisi. "Belum bisa dipantau karena police line sudah ada," kata Victor ketika dihubungi Tribun, Rabu (5/8).

Victor mengatakan dua kendaraan tersebut adalah kendaraan operasional dari KRI Sultan Hasanuddin -366 yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTR) UNIFIL. Pada saat kejadian, kata Victor, KRI Sultan Hasanuddin-366 sedang sandar di Mersin Turki.

Sedangkan kapal perang yang tengah berlabuh di dekat lokasi adalah kapal perang milik Bangladesh yang juga merupakan kapal Satgas MTF. "KRI (Sultan) Hasanuddin yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL sedang sandar di Mersin Turki.

Kemungkinan untuk kerugian, dua unit kendaraan operasional yang sedang diparkirkan di Pelabuhan Beirut. Kapal Satgas MTF yang sedang sandar di Pelabuhan Beirut dari Kapal Perang Bangladesh," kata Victor.

Selain itu Victor juga mengatakan seluruh personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL dalam keadaan aman. "Kondisi Satgas dalam keadaan Aman," kata Victor.

Ada Orang yang Makan Banyak Tetapi Tidak Gendut, Mengapa Begitu?

Satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan terluka akibat ledakan di Beirut, Lebanon. Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) dalam keterangannya mengungkapkan satu korban luka telah berhasil di kontak KBRI Beirut.

Korban saat ini diterangkan dalam kondisi stabil serta dapat berkomunikasi dengan baik.
"KBRI akan terus melakukan pendampingan kepada yang bersangkutan hingga pulih," tulis rilis KBRI Beirut.

Kemlu membenarkan bahwa telah terjadi ledakan yang sangat besar di Port of Beirut, Lebanon. Ledakan terjadi pada pukul 18.02 waktu setempat, yang mengakibatkan korban meninggal dan luka-luka.

Lokasi ledakan berdekatan dengan Downtown Beirut dan berjarak sekitar 7km dari KBRI Beirut. Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) jadi korban jiwa dari ledakan di Beirut, Lebanon.

Hajriyanto merinci, terdapat 1.447 WNI di Lebanon, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa. "Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," ujar Hajriyanto.

KBRI berkomunikasi dengan pihak Kepolisian Lebanon, untuk meminta laporan apabila ada perkembangan mengenai WNI. Satu WNI yang tengah dikarantina di dekat lokasi ledakan pun, dinyatakan selamat. "Satu orang WNI yang sedang dikarantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," tutur Hajriyanto.

Akibat ledakan tersebut 100 orang tewas dan ribuan orang luka-luka. Seorang pejabat pertahanan sipil di lokasi ledakan mengatakan orang-orangnya telah memindahkan puluhan orang ke rumah sakit dan masih ada mayat di dalam pelabuhan, banyak dari mereka di bawah puing-puing. Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan ledakan itu menyebabkan jumlah luka yang sangat tinggi.

Palang Merah Lebanon segera meminta sumbangan darah untuk ratusan korban ledakan yang berbondong-bondong masuk rumah sakit. Seorang pejabat senior Palang Merah mengatakan kepada The National bahwa lebih dari 300 orang dengan luka serius dibawa ke Pusat Medis di American University of Beirut dan rumah sakit besar lainnya di Beirut. Ada pun para korban yang memiliki luka sedang hingga ringan, diobati dengan peralatan P3K dan dibantu para sukarelawan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved