Paus Benediktus XVI Sakit Parah Usai Jenguk Kakaknya yang Meninggal, Dikabarkan Alami Sakit Hebat
Bapa Suci dengan nama asli Joseph Ratzinger (93) itu menderita eritelas pada wajah dan serangkaian rasa sakit yang hebat
Paus Fransiskus yang mempertimbangkan usulan bahwa pria berkeluarga bisa menjadi pastor, pendahulunya Paus Benediktus XVI pun menentangnya.
Para pengamat Vatikan menyebut apa yang dikatakan oleh mantan Paus asal Jerman itu disebut merupakan bentuk pelanggaran protokol.
Paus Benediktus mengutarakan pertentangannya itu dalam buku yang ditulis bersama Kardinal Robert Sarah, dilaporkan Sky News Senin (13/1/2020).

Dia menuturkan, tidak bisa tinggal diam melihat Paus Fransiskus mempertimbangkan usulan bahwa pastor boleh berasal dari pria yang sudah menikah.
Dalam cuplikan buku yang dirilis harian Perancis Le Figaro, Paus Benediktus menganggap hidup selibat memberi "dampak signifikan".
Sebab, tradisi yang mengakar selama ribuan tahun dalam Gereja Katolik Roma itu membuat imam fokus kepada tugasnya.
Dia mengatakan tidaklah mungkin bahwa seorang imam bisa menyatukan dua "pekerjaan" (kepastoran dan pernikahan) secara teratur.
Sebab dalam pandangannya, pria yang sudah menikah membutuhkan tenaga untuk fokus kepada istri maupun anak-anaknya.
"Melayani Tuhan juga membutuhkan kemampuan terbaik. Jadi, saya rasa tidak mungkin melakukan keduanya sekaligus," katanya.
Tidak biasanya bagi Benediktus, Paus pertama yang mengundurkan diri dalam 600 tahun terakhir, berkomentar atas masalah Imamat.
Ketika mundur pada 2013 silam, Paus dengan nama asli Joseph Ratzinger itu dilaporkan sepakat untuk "patuh tanpa syarat" kepada penerusnya.
Selain itu, Paus yang dikenal konservatif dan memandang nilai agama secara tradisional tersebut berjanji tetap "tersembunyi bagi dunia".
Karena itu Massimo Faggioli, teolog Universitas Villanova di AS dalam kicauannya di Twitter mengaku terkejut dengan berita itu.
"Benediktus XVI pada dasarnya tidak merasa memecah kesunyian karena mereka tak merasa berjanji (untuk tutup mulut). Tapi ini pelanggaran serius," katanya.
Jurnalis dari National Catholic Reporter Joshue McElwee berujar dalam akun Twitternya, bahwa komentar Paus Benediktus "luar biasa".