Populer Nasional
Rocky Gerung Ibaratkan Bak Idul Adha, Jokowi Kurbankan Gibran atas Perintahnya Bukan Perintah Tuhan
Rocky menganggap Jokowi sengaja mengorbankan keluarganya agar duduk di kursi pemerintahan.
Alih-alih bebas berkompetisi, kata Rocky, demokrasi lebih mengedepankan untuk jangan menghalangi kompetisi bebas, dan bukan malah melibatkan kekuasaan di dalamnya.
"Prinsip demokrasi itu jangan halangi kompetisi bebas, bukan bebas berkompetisi. Menghalangi kompetisi dengan kekuasaan itu bertentangan dengan demokrasi," tegas Rocky Gerung.
Tak tanggung-tanggung, Rocky menyebut Istana buta dengan pemahaman demokrasi.
"Terus menerus diucapkan di tlakshow kan ini kompetisi. Kacau karena kehilangan akal untuk membenarkan sesuatu di depan mata kalau itu salah," tegasnya.
Pria yang dikenal vokal mengkritisi pemerintahan ini menyebut, tindakan-tindakan Jokowi saat ini sedang menenggelamkan demokrasi itu sendiri.
"Bangsa ini sedang ditenggelamkan oleh Presiden Jokowi dalam hal demokrasi. Udahlah kalau tenggelam secara ekonomi karena salah kebijakan."
"Ada faktor yang tidak dihitung, force major. Covid tidak terduga. Tetapi demokrasi harus dihitung dengan menyediakan wahana demokrasi. sekarang wahana itu dia tutup," papar Rocky Gerung.

Diberitakan sebelumnya, majunya Gibran Rakabuming Raka digaungkan sebagai upaya Jokowi dalam membangun dinasti politik.
Melansir Kompas.com, pendapat itu dikemukakan oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin.
"Bisa dikatakan Jokowi sedang membangun dinasti politik. Mungkin mumpung sedang jadi Presiden, sedang punya kekuasaan, akhirnya dorong anaknya jadi wali kota," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).
Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Gibran menegaskan bahwa pencalonannya tak berkaitan dengan dinasti politik.
• Kader PKS di Solo Pakai Kemeja Bergambar Gibran Rakabuming Dicopot, Didik: Sengaja Gunakan Baju Ini
• Gibran Santai Tanggapi Soal Jokowi Disebut Bangun Dinasti Politik: Kan Tidak Diwajibkan Milih Saya
• Mirip Zaman Soeharto, Refly Harun Pastikan Gibran Menang: Siapapun yang Lawan Klan Jokowi akan Kalah
Menurutnya, publik memeiliki hak penuh untuk memilih atau tidak memilih dirinya.
"Jadi ya saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, bisa dicoblos atau tidak, tidak diwajibkan memilih saya, bisa dipilih bisa tidak."
"Ini kan kontestasi bukan penunjukkan jadi yang disebut dinasti politik itu dimananya?" ungkap Gibran beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com. (*)