Internasional
Perawat Mogok, Alasan Kurang APD, Bangsal Bersalin Satu Malam 7 Bayi Lahir Meninggal Dunia
Perawat mogok di seluruh negeri karena kurangnya alat pelindung diri (APD) dan masalah lainnya. Bangsal bersalin pun kewalahan.
"Ini bukan insiden yang terisolasi. Ini terulang setiap hari dan yang bisa kita lakukan hanyalah menyaksikan mereka mati. Ini adalah penyiksaan untuk keluarga, dan untuk dokter yunior," kata dokter kedua yang berbicara kepada BBC.
Para dokter berbicara tentang kekurangan serius peralatan APD serta obat-obatan untuk mengobati eklampsia, dan pasokan darah yang diperlukan untuk mengantisipasi perdarahan selama proses persalinan.
"Ada staf perawat inti - sebagian besar perawat senior yang tidak bisa mogok. Tetapi mereka tidak mampu mengatasinya," kata dokter pertama.
"Dokter berusaha, tetapi mereka sangat lelah. Dan dokter yunior tidak berpengalaman dalam hal mengidentifikasi komplikasi [selama kehamilan]."
Dalam sebuah pernyataan, Perhimpunan Ahli Obstetri dan Ginekologi Zimbabwe menggambarkan situasi di rumah sakit sebagai "kuburan," dan "sangat mengerikan".
"Perempuan-perempuan menderita dan kami percaya bahwa semua pemangku kepentingan, pemerintah, praktisi medis, masyarakat sipil, dan individu harus bertindak untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang tidak memiliki suara."
Ada ketegangan yang meningkat di Zimbabwe, dengan hiperinflasi yang mencekik ekonomi, dan protes terhadap Zanu-PF-partai yang telah menjalankan negara itu sejak kemerdekaan.
Artikel ini telah tayang https://www.kompas.com/global/read/2020/07/31/174956870/hanya-dalam-semalam-tujuh-bayi-tewas-di-sebuah-rumah-sakit-di-afrika?page=all#page2