Nasional
Mendikbud Nadiem Makarim Minta Maaf Kepada Tiga Organisasi Pendidikan Karena POP Kemendikbud
Karena itulah Nadiem Makarim secara tegas menyatakan permohonan maafnya kepada ketiga organisasi tersebut.
Dua di antara alasan tersebut yakni soal transparansi, dan juga soal pandemi virus Corona Covid-19 di Tanah Air yang memaksa proses belajar mengajar dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh.
Sebut Transparansi Seleksi Tak Jelas, Ketum PGRI Sampai Turun Tangan
Huzaifa Dadang secara lugas menyebut bahwa transparansi dalam proses selesi POP Kemendikbud menjadi persoalan besar.
Menurutnya, proses selesi POP Kemendikbud tidak transparan.
Padahal, menurutnya PGRI awalnya amat antusias dengan program ini.
Namun di perjalanannya, proses seleksi dengan standar yang tak transparan membuat pihaknya berfikir ulang.
“Bahkan hampir saja, PGRI di-drop karena dinilai belum memenuhi syarat,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari YouTube ILC Tv One.
Hal itu membuat Ketum PGRI Unifah Rosyidi sampai turun tangan langsung untuk mengkonfirmasi soal kelengkapan syarat tersebut.
Lantaran itulah, PGRI menurutnya menilai panitia seleksi kurang transparan dalam penentuan kriteria penerima dana hibah.
Mulai dari kategori Gajah, Macan hingga Kijang tersebut.

Desak Alihkan Anggaran untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Selian itu, ia turut pula menyiggung persoalan pandemi Covid-19 yang menerpa Tanah Air.
Kondisi tak ideal dalam dunia pendidikan akibat terpaan pandemi virus Corona Covid-19 menurutya membutuhkan perhatian lebih bagi para stakeholder pendidikan di Tanah Air.
Terutama dari Pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud.
Lantaran itu pulalah, ia mengungkapkan pihaknya secara tegas mengambil dua sikap dalam polemik POP Kemendikbud.