Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Alkitab

Kisah Yunus yang Selamat dari Perut Ikan Besar saat Pelariannya Menghindari Panggilan Allah

Kitab Yunus memuat kisah yang luar biasa yaitu seseorang ditelan oleh ikan besar hidup-hidup dan kemudian dimuntahkan kembali

Ist
Kisah Yunus yang Selamat dari Perut Ikan Besar saat Pelariannya Menghindari Panggilan Allah 

Cerita Yunus dalam Kitab Yunus yang begitu ironis hendak memberi pesan-pesan khusus bagi pembaca di zamannya, khususnya bagi bangsa Israel sendiri.

Pesan-pesan tersebut termuat, baik dalam apa yang dialami oleh si tokoh utama, yakni nabi Yunus, juga yang diwartakan oleh si nabi.

Sang nabi menjadi lambang bangsa Israel, ikan raksasa menjadi lambang kerajaan Babel, sedangkan waktu tiga hari tiga malam di dalam perut ikan menjadi lambang pembuangan.

Karena ketidaksetiaan bangsa Israel kepada Allah, maka peristiwa kejatuhan dan pembuangan dialami oleh bangsa Israel, sebagai Yunus yang dibuang ke laut.

Tetapi, dalam suasana dan situasi pertobatan itu, ada dua kata yang menjadi kunci makna pertobatan, yakni "berbalik" dan "menyesal". Kata "berbalik" adalah kata kunci dalam tulisan para nabi, teristimewa Yeremia, dan merupakan dasar dari panggilannya kepada umat. 

Kata "menyesal" terutama dikatakan mengenai Yahwe dalam kenabian. Jika orang "berbalik", Yahwe "menyesal" (lih. Yl. 2:12-14). Kedua kata ini bercampur dalam satu konsep metanoia atau "pertobatan".

Pertobatan yang dimaksud di sini adalah suatu pertobatan yang utuh, sungguh, yang berubah karena dilandasi kepercayaan.

Dalam hal inilah, orang Israel diajarkan pula untuk melihat bagaimana bangsa lain boleh mewujudkan suatu pertobatan yang total.

Ketiga, pertobatan orang-orang Niniwe telah membuat Allah menarik kembali apa yang sudah dia rancangkan. Yunus mungkin marah terhadap keputusan Allah.

Tetapi, marahnya itu dilandasi rasa takut bahwa ia akan menjadi nabi sukses dan mempertobatkan orang-orang Niniwe.

Ia marah karena ia tahu bahwa Allah bukanlah hakim yang membalaskan kejahatan sesuai dengan berat-ringannya, melainkan Allah yang berbelas kasih, yang menyesal telah marah.

Allah adalah pengampun bagi siapa saja yang telah berdosa namun mau bertobat. 

Di pihak lain, Allah berbelas kasih karena Allah tahu siapa Yunus. Kisah Yunus dan pohon jarak juga memberi penegasan bahwa belas kasih Allah tidak mengenal batas.

Allah juga berbelas kasih kepada nabi yang suka memberontak. Di sinilah pengarang mengajar Israel untuk menyadari belas kasih Allah yang tak mengenal batas.

Pengarang juga mengajar Israel untuk mampu membangun sikap insyaf terhadap kenyataan bahwa Allah mengasihi bangsa-bangsa lain sebagaimana Allah mengasihi Israel.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved