Berita Minahasa
Disdik Minahasa Instruksikan Instansi Pendidikan Beri Bantuan Kuota untuk Siswa Kurang Mampu
Sekretaris Dinas Pendidikan Minahasa Tommy Wuwungan, menyatakan, seluruh sekolah di Minahasa memberikan kuota gratis kepada siswa kurang mampu
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Sekretaris Dinas Pendidikan Minahasa Tommy Wuwungan, menyatakan, seluruh sekolah di Minahasa memberikan kuota gratis kepada siswa kurang mampu, untuk menunjang proses belajar secara daring (internet).
Menurut Wuwungan, sesuai Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nomor 19 tahun 2020 tentang petunjuk teknis (Juknis) Dana BOS, bisa digunakan untuk anggaran kuota belajar daring para siswa.
“Permen tersebut mengamanatkan bahwa penggunaan dana bos disesuaikan dengan pembelajaran di masa Covid-19 antara lain pengadaan alat pelindung diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, kuota pulsa untuk para guru, transport dan jika memungkinkan bisa untuk kuota siswa bagi yang kurang mampu,” ujar Wuwungan, Rabu (22/7/2020).
Dijelaskan dia, belanja rutin yang tidak digunakan di masa Covid-19 misalnya pembelian kertas atau oprasional lainnya semisal ATK atau ATM, bisa dialihkan untuk membeli kuota buat guru dan siswa.
Kata Wuwungan, siswa yang tak mampu beli kuota bisa menghubungi guru di masing-masing sekolah.
• Michaela Paruntu Dapat Dukungan Perindo? Douglas Panit: Politik Susah Ditebak
“Proses belajar mengajar akan tetap berjalan apapun kendalanya. Sebab pemerintah telah mengantisipasi dengan berbagai upaya termasuk dimasa Covid-19,” tandasnya.
Diketahui sebelumnya, bahwa seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Minahasa sudah mulai beroperasi, dengan metode belajar yang digunakan yaitu secarsadaring dan luring
Baru-baru ini, waktu masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) menggunakan dua jalur, pertama jalur daring bagi yang memiliki sarana prasarana dan juga internet.
• Bank Dunia dan IMF Prediksi Perekonomian Indonesia Terbesar ke-5 di Dunia pada 2024
"Terus bagi yang tidak, maka kami lakukan secara luring (luar jaringan), di mana sekolah yang mengunjungi para siswa untuk menyampaikan MPLS. Kedua metode itu juga digunakan nanti saat masa belajar siswa.
Jadi kami tidak memberatkan orang tua saat menyekolahkan anak mereka dimasa new normal ini. Untuk pembelajaran jarak jauh menggunakan luring sendiri, setiap sekolah mengirim guru untuk pergi ke tempat dimana ada siswa yang membutuhkan," ujar Wuwungan.
Ia menyampaikan, jumlah siswa dibatasi lima dalam satu guru, selain itu jika ada siswa dalam satu desa itu namun beda sekolah tapi membutuhkan pelayanan luring bisa juga ikut gabung.
• Awas Ada Operasi Patuh Selama Dua Minggu di Kotamobagu, Gunakan Kelengkapan Berkendara