Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Baku Dapa

Tribun Baku Dapa: Peran Masyarakat Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19

Tribun Baku Dapa Kesehatan yakni Peran Masyarakat Dalam Memutus Mata Rantai Covid-19 bersama narasumber Dr Nenny Tubagus

Penulis: Maickel Karundeng | Editor: Maickel Karundeng
Ronald Moha/Tribun Manado
Tribun Baku Dapa. Topiknya adalah Peran Masyarakat Dalam Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tribun Manado Baku Dapa Edisi Selasa (14/7/2020) membahas terkait topik kesehatan.

Diskusi digelar di studio kantor Tribun Manado lantai 2.

Topiknya adalah Peran Masyarakat Dalam Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19.

Tribun Baku Dapa Kesehatan yakni Peran Masyarakat Dalam Memutus Mata Rantai Covid-19 bersama narasumber Dr Nenny Tubagus Kabid YanMed dan Penunjang Medis RSUD Manado Relawan Penanggulangan Covid-19.

Sementara Host Aswin Lumintang Editor Seniur Tribun Manado.

Dr Nenny Tubagus menjelaskan awal mula jadi relawan membantu penanganan Covid-19.

Awalnya beberapa teman-teman yang berlatarbelakang berbeda-beda ada dari dokter dan pengusaha merasa terpanggil untuk memutus mata rantai COvid-19.

Kami ingin membantu pemerintah karena bukan semata-mata hanya dari pemerintah, tapi dari semua elemen masyarakat.

Tim mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan kegiatan dengan memutus rantai covid-19.

Dokter Nenny berkata sejak bulan April Kami melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi yang mempunyai kasus positif Covid-19.

"Tim turun ke rumah-rumah dan memberikan edukasi protap pencegahan covid-19 serta membagikan masker karena kondisinya kesulitan mendapatkan masker," ujar Dr Nenny.

Membangun kembali stigma negatif dari penyakit Covid-19 dinetralisisasi kembali.

Para pasien bukan takut dengan penyakitnya, namun stigma negatif dari masyarakat.

Makanya dengan tidak pandang menyerah tim selalu memberikan edukasi melalui pengeras suara dan edukasi dari hati ke hati agar semua menerima bahwa Covid-19 bukan aib atau kutukan.

Tekanan mental kepada pasien Covid-19 sangat tinggi sehingga tim relawan terus melakukan pendampingan dengan mengujungi rumah para pasien.

Muncul ide dari tim relawan untuk membentuk satgas lingkungan dalam rangka kebutuhan pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri.

Sejauh ini tim relawan yang turun berbaur dengan para pasien Covid-19 tidak terjangkit.

Tipikal masyarakat Manado seperti apa menurut dokter Nenny?

Masyarakat belum semua mematuhi protokol sehingga menjadi pekerjaan rumah tim kesehatan karena perlu lagi ada pemahaman dan edukasi kepada masyarakat.

Makanya perlu lagi mengajak para tokoh agama, tokoh agama, tokoh pemuda agar masyarakat lain dapat mengikuti.

Peran masyarakat perlu dipertajam dan diperkuat karena tanggung jawab kita semua.

Penjelasan terkait Covid-19 menurut Dokter Nenny Tubagus, Corona itu adalah virusnya dan Covid-19 adalah penyakitnya.

Penyakit ini ditemukan akhir tahun 2019, sehingga jadi Covid-19 di Wuhan kemudian ditetapkan WHO pada tanggal 11 Maret 2020 sebagai Pandemi.

Kota Manado mulai tanggal 14 Maret sudah ada kasus pertama.

Rajin mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun sesuai petunjuk WHO, kenapa karena Virus Corona memiliki kapsul mengandung lemak sehingga lemak bisa larut dalam sabun.

Menjaga jarak perlu dilakukan karena virus ini begitu cepat berpindah-pindah ketika sudah terkena virus, makanya perlu jaga jarak.

Nah untuk penggunaan masker, dimana masker menutupi hidung dan mulut bahkan kalau bisa sampai didagu dan tidak boleh dibuka tutup karena pintu masuk virus bisa lewat mata dan mulut.

Masker sudah jadi kebutuhan penting di tengah Covid-19, jadi wajib digunakan serta perlu dicuci.

Terakhir berdasarkan penyampaian dari WHO bahwa Covid-19 bisa lewat udara.

Hindari kerumunan dan keramaian.

Edukasi wajib dilakukan mulai dari rumah menjaga kesehatan.

Ciri-ciri Covid-19, menyerang saluran penapasan seperti sesak nafas, batuk, bahkan menyerang manusia tanpa gejala.

Yang mengkhawatirkan karena memiliki imun bagus dan ketika mereka tidak diisolasi dapat menjangkiti orang lain atau orang yang memiliki penyakit bawaan.

Masyarakat perlu tahu ketika masuk rumah sakit perlu dilakukan screening agar mengetahui apakah ada gejala atau tidak.

"Tidak perlu khwatir karena akan meliwati prosedur. Jangan takut ketika masuk rumah sakit," ujar Dr Nenny.

Ia menambahkan, perlu ada edukasi lagi terkait penggunaan masker karena banyak yang masih salah.

Pertanyaan dari Tribunners, berapa lama penggunaan masker?

Dokter Nenny menjawab bahwa penggunaan masker sesuai anjuran 4 jam diganti karena mulai lembab dan menghirup Co2.

Berbahaya ketika berolahraga menggunakan masker. Bijaklah melihat ketika akan melakukan kegiatan seperti olahraga sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.

Bagi seluruh masyarakat Sulut disaat menghadapi pandemi Covid-19 tidak perlu panik, tapi tetap waspada.

"Waspadanya dengan melaksanakan prosedur protap covid-19 denga baik dan benar dengan rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Memakai masker dengan benar dengan menutupi hidung dan mulut, kemudian mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi agar daya tahan tubuh menjadi baik serta olahraga cukup, istirahat cukup dan hindari stres," tutup Dr Nenny.

Kalau ada bermasalah dengan kesehatan dari keluarga atau diri sendiri segera hubungi call center di 112.  

HUT ke-397 Manado, Ini Harapan Wali Kota Vicky Lumentut

  

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved