Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tokoh

12 Juli Malala Lahir, Pesannya untuk Dunia: Dengan Pendidikan Kau Bisa Membunuh Paham Teroris

Hari Malala sendiri diambil dari nama seorang pelajar asal Afganistan yang kerap mengeritik Rezim Taliban di negara tersebut, yakni Malala Yousafzai.

Editor: Rizali Posumah
AP
Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, dari Pakistan berbicara di panggung penganugerahan Nobel di Oslo, Norwegia, Kamis (11/12/2014). 

Moniba awalnya mengira pemuda itu mungkin jurnalis, tapi sepersekian detik kemudian dia sadar, temannya dalam bahaya.

Moniba melihat Malala diselimuti ketakutan yang mendalam, sedangkan teman-teman lainnya pura-pura tidak mengenal Malala.

Dan, penembakan pun terjadi.

"Aku mendengar suara tembakan, lalu aku melihat darah di kepala Malala," ucap Kainat Riaz, teman Malala.

Moniba menceritakan bus berhenti sekitar 10 menit, sebelum akhirnya datang warga sekitar yang menolong mereka.

Malala tertembak di kepala, karena dia memperjuangkan haknya menimba ilmu di sekolah.

Akhir tahun 2008 pemimpin lokal Taliban Mullah Fazlullah mengumumkan semua pendidikan untuk wanita harus dihentikan selama satu bulan. Jika sekolah tidak patuh, akan mendapat konsekuensi.

Dikutip dari BBC, Malala saat itu berpikir, "Bagaimana mereka bisa menghentikan kita pergi ke sekolah?"

"Tidak mungkin, bagaimana mereka bisa melakukannya?"

Singkat cerita, Malala kemudian mendapat kesempatan mengisi blog di BBC Urdu.

Dia mendapat kesempatan itu berkat ayahnya yang menyodorkan namanya, saat jurnalis BBC Urdu menanyakan siapa orang yang bisa menuliskan pandangannya tentang penindasan Taliban.

"Aku ingin mengutarakan hak-hakku," tegas Malala.

"Aku tidak ingin di masa depan hanya duduk di ruangan, terkurung oleh empat dinding hanya untuk memasak dan melahirkan anak. Aku tidak ingin hidupku seperti itu."

Tulisan Malala ramai dibaca banyak orang. Namanya tidak dicantumkan di blog itu, tetapi Malala juga tidak segan untuk mengungkapkan pendapatnya ke khalayak umum.

Februari 2009, pembawa acara televisi Pakistan, Hamid Mir, mengunjunginya di Swat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved