Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

WHO Dianggap Keliru, Ratusan Ilmuwan Temukan Virus Corona Bisa Menyebar lewat Udara seperti Asap

Sejak lama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beranggapan bahwa virus SARS-CoV-2 atau Covid-19, hanya menyebar lewat droplet atau percikan.

Editor: Alexander Pattyranie
India Expres
Pria asal India menggunakan masker yang terbuat dari emas. 

Sebuah studi yang dipublikasikan pertengahan Maret lalu menemukan virus corona baru dapat bertahan dalam tetesan pernapasan mikroskopis berdiameter sekitar 2,5 mikron, bahkan lebih kecil dan bisa bertahan hingga 3 jam.

Sementara itu, peneliti Harvard, Allen dan Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech menerbitkan makalah yang mengungkap peran partikel udara yang lebih kecil dalam penyebaran virus corona penyebab Covid-19.

Mereka mengatakan tidak mungkin bagi seseorang untuk melepaskan tetesan besar (> 5 mikron) tanpa melepaskan yang lebih kecil.

Marr menemukan virus flu bisa melayang di udara dalam tetesan mikroskopis selama satu jam atau lebih, untuk menjelaskannya dia menggunakan rokok untuk menunjukkan bagaimana virus menyebar.

"Partikel mikroskopis kecil yang disebut aerosol berperilaku seperti asap rokok. Jadi mereka akan lebih terkonsentrasi lebih dekar dengan perokok yang mungkin terinfeksi. Ketika Anda semakin jauh, maka paparannya akkan jauh lebih sedikit," jelas Marr.

Masker kain perlu dilapisi filter

Pakar penyakit menular William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville sepakat dengan CDC, bahwa sebagian besar penularan Covid-19 terjadi dalam jarak 3-6 kaki dari orang yang terinfeksi.

Namun, apakah ada jalan lain di mana virus bisa menjadi aerosol dan menyebar di udara?

Schaffner mengakui potensi itu ada, jika penyelidikan kesehatan masyarakat di masa depan menemukan peristiwa penularan aerosol ini lebih umum daripada yang diperkirakan saat ini, maka dapat mengubah prioritas.

"Tapi saya tidak berpikir kita perlu mengubah semua unit AC (pendingin udara) di Amerika Serikat, bahkan di seluruh dunia berdasarkan rute transmisi ini," kata Schaffner.

Dia lebih menekankan pentingnya menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan untuk menurunkan transmisi virus.

Lantas apakah masker dapat melindungi dari droplet mikroskopis yang ada di udara?

Masker N95 dan masker bedah dinilai mampu menahan droplet, baik dari pemakainya, maupun yang berada di udara. Oleh karena itu, para ilmuwan terus mempelajari efektivitas masker buatan sendiri untuk bisa menangkal partikel virus di udara.

"Sebagian besar masker kain, tidak dilapisi filtrasi yang dapat menahan partikel berbahaya," kata Sara Greenstein, CEO Lydall, perusahaan produsen masker N95.

Milton mengatakan vaksin terbaik melawan rasa takut ini adalah pengetahuan dan memberdayakan orang untuk menjaga diri mereka sendiri.

"Mengapa masker itu penting, karena menghalangi aerosol dari sumbernya, itu mudah untuk memblokirnya (penularan virus corona)," jelas Milton.

Ilustrasi penyebaran virus corona di ruang ber-AC
Penyebaran Corona di ruang ber-AC (ABC NEWS)
Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved