Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Kisah Yenti Selus, Penyandang Disabilitas yang Menyambung Hidup dari Menganyam Rotan

Yenti Selus, penyandang disabilitas asal Kampung Parang, Kabupaten Manggarai Timur, NTT mencoba mematahkan stigma sosial di Masyarakat.

(Kompas.com/Nansianus Taris )
Foto : Yenti Selus, penyandang disabilitas asal Kampung Parang, Desa Golo Ndele, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT saat menganyam kerajinan tangan dari rotan, Senin (29/6/2020). 

Menyambung Hidup dari Menganyam Rotan, Kekurangan Fisik Bukan Halangan

Kisah Yenti Selus, Penyandang Disabilitas yang Menyambung Hidup dari Menganyam Rotan, Lawan Stigma

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah Yenti Selus, penyandang disabilitas asal Kampung Parangyang melawan keterbatasannya.

Meski di tengah keterbatasan fisik, pria yang kerap disapa Selus itu mampu berkarya.

Yenti Selus, penyandang disabilitas asal Kampung Parang, Desa Golo Ndele, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT mencoba mematahkan stigma sosial.

Stigma di masyarakat kerap kali membuat penyandang disabilitas mengalami diskriminasi. 

Jangan Sepelekan, 5 Mimpi Ini Berarti Kesehatan Terganggu, Ada yang Jadi Tanda Awal Alzheimer

Dianggap tak mampu bekerja produktif, tidak bisa berprestasi, bahkan dicap sebagai beban dalam masyakat membuat perjuangan hidup penyandang disabilitas kian berat. 

Selus mengalami keterbatasan fisik sejak lahir. Kakinya kecil dan pendek, atau tidak berkembang dengan baik.

Ia menekuni dan menghasilkan kerajinan tangan berbahan baku rotan.

Selus mulai menghasilkan berbagai produk terbuat dari rotan sejak tahun 2015. 

"Awal mulanya, saya berpikir bagaimana saya bisa memberikan sesuatu untuk istri dan anak. Saya harus bekerja, apa pun itu. Sejak kecil hingga berkeluarga saya tidak buat apa-apa. Saya hanya makan dan minum di rumah," tutur Selus saat dijumpai Kompas.com di kediamannya, Senin (29/6/2020). 

Awalnya Selus mengutarakan niatnya kepada sang istri, Murni. Niat baiknya itu pun mendapat dukungan penuh. 

Mereka sama-sama merintis usaha kerajinan tangan dengan berbagi peran.

Murni mencari kuar (rotan) dan Selus menganyam kerajinan itu di rumah. 

Selain istri, banyak juga warga sekitar yang membawa rotan dari hutan ke rumah Selus. Warga memberikan secara sukarela. Itu sebagai dukungan terhadap usahanya. 

Dari rotan Selus akhirnya berhasil menghasilkan beragam jenis produk seperti, piring, dulang, bakul, topi, tas, tutupan saji, vas bungas, dan tempat nasi. 

Daud Kei Ungkap Sisi Lain Keributan John dan Nus Kei: Dia Sumpah atas Nama Orangtua

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved