Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Terbukti Kurangi Kematian, WHO Minta Gunakan Obat Dexamethasone untuk Pasien Covid-19 yang Parah

Kini kembali dikatakan oleh WHO untuk menggunakan obat dexamethasone ke pasien Covid-19 yang parah.

Editor: Glendi Manengal
SHUTTERSTOCK VIA KOMPAS.COM
Ilustrasi pasien terinfeksi virus corona 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya diketahui dari hasil uji klinis obat dexamethasone mampu sembuhkan pasien Covid-19.

Terkait hal tersebut dari WHO juga sudah meberikan respon baik terhadap obat dexamethasone.

Kini kembali dikatakan oleh WHO untuk menggunakan obat dexamethasone ke pasien Covid-19 yang parah.

Intelijen AS Ungkap Fakta Dibalik Bentroknya China dan India, Sudah Lama Direncanakan Tiongkok

Istri Syok Mengetahui Jumlah Tabungan Suaminya, Ternyata Diam-diam Sembunyikan Uang Selama 3 Tahun

Nikah dengan Kakek Berusia 74 Tahun, Wanita Ini Malah Kedapatan Melakukan Hal Ini Dengan Kakek Lain

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan untuk peningkatan cepat dalam produksi dexamethasone, steroid murah yang telah terbukti mengurangi kematian pada pasien virus corona baru yang sakit parah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, permintaan dexamethasone telah melonjak setelah ilmuwan Inggris mempublikasikan keberhasilan uji coba obat itu.

Obat Dexamethasone produksi Kimia Farma.
Obat Dexamethasone produksi Kimia Farma. (net)

Tetapi, ia yakin, produksinya bisa ditingkatkan.

Sekitar 2.000 pasien diberi dexamethasone oleh para peneliti yang dipimpin tim dari Oxford Unversity, dan obat itu berhasil mengurangi kematian hingga 35% di antara yang paling sakit, menurut temuan yang diterbitkan pekan lalu.

"Meskipun data masih awal, temuan baru-baru ini bahwa steroid dexamethasone memiliki potensi penyelamatan jiwa bagi pasien Covid-19 yang sakit kritis memberi kami alasan yang sangat dibutuhkan untuk menggunakannya," kata Tedros, Senin (22/6).

"Tantangan selanjutnya adalah meningkatkan produksi dan mendistribusikan dexamethasone secara cepat dan merata ke seluruh dunia, dengan fokus pada negara-negara yang paling membutuhkan," ujar dia seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Dexamethasone telah ada di pasaran selama lebih dari 60 tahun dan biasanya berfungsi untuk mengurangi peradangan.

Tapi, WHO menekankan, dexamethasone hanya boleh digunakan untuk pasien dengan penyakit parah atau kritis di bawah pengawasan klinis yang ketat.

Ada risiko dexamethasone dipalsukan

"Tidak ada bukti obat itu bekerja untuk pasien dengan penyakit ringan atau sebagai tindakan pencegahan, dan itu bisa menyebabkan bahaya," kata Tedros memperingatkan.

Dia bersikeras, negara-negara dengan jumlah pasien virus corona dalam kondisi sakit kritis yang banyak perlu diprioritaskan untuk mendapatkan dexamethasone.

Hanya, Tedros memperingatkan, pemasok harus menjamin kualitas dexamethasone, "karena ada risiko tinggi produk di bawah standar atau dipalsukan memasuki pasar".

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved