Konflik China dan India
Intelijen AS Ungkap Fakta Dibalik Bentroknya China dan India, Sudah Lama Direncanakan Tiongkok
Sebelumnya sudah terjadi bentrok antar kedua negara hingga menewaskan beberapa pasukan hingga kolonel.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Soal konflik yang terjadi di Perbatasan Antara China dan India.
Terkait hal tersebut, sebelumnya sudah terjadi bentrok antar kedua negara hingga menewaskan beberapa pasukan hingga kolonel.
Sebelumnya juga dari Intelijen AS meyakini ada 35 pasukan AS yang tewas terkait bentrok di Perbatasan.
• Taiwan Produksi Jet Tempur Sendiri untuk Lawan China, Tak Gentar Hadapi Tiongkok
• Bertahan Semalaman Dikapal yang Terbalik, Ini Kesaksian Korban yang Selamat dari Kejadian Tersebut
• Istri Syok Mengetahui Jumlah Tabungan Suaminya, Ternyata Diam-diam Sembunyikan Uang Selama 3 Tahun
Sejauh ini betrokan antara India dan China di lembah Galwan, Ladakh menyita perhatian dunia.
Hal itu karena sepak terjang China dalam urusan mencaplok wilayah terus bermunuculan.
Sebelumnya, China ngotot melakukan upaya untuk mengambil alih Laut China Selatan secara ilegal.

Selain itu China melakukan serangan ke India dalam rangka mengambil alih lembah Galwan yang diyakini sebagai lokasi strategis China untuk mengendalikan dua wilayah.
Meski penyerangan itu terungkap baru-baru ini, tak disangka ada sebuah bukti bahwa China telah merencanakan serangan ke India jauh-jauh hari.
Seperti dikutip dari US News melalui 24h, Intelijen AS berhasil mengungkap fakta mengejutkan di balik bentrokan antara India dan China.
Intelijen AS mengatakan bahwa komandan tertinggi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), telah merencanakan serangan ini jauh-jauh sebelumnya.
Menurut sumber itu, Letnan Jenderal Zhao Tong, komandan tertinggi PLA memerintahkan serangan itu jauh sebelumnya.
Kemudian pada tanggal 15/6 ketika 20 tentara India tewas dalam bentrokan itu, Zhao ingin militer China bertindak agresif.
Pejabat Intelijen AS yang dirahasiakan namanya ini mengatakan, Jenderal Zhao tidak ingin Amerika Serikat dan sekutunya termasuk India meremehkan China.
Alhasil mereka merencanakan serangan itu, termasuk bertindak agresif pada tanggal 15 Juni, sehingga menewaskan beberapa tertara India.
Keputusan berani ini telah memicu reaksi keras dari India.