Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Najwa

Laode Sebut Ada Polisi Mewakili Kejahatan, Sandiwara Nggak Lucu, Soal Novel Baswedan di Mata Najwa

Dalam pembahasannya Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupksi (KPK), Laode M Syarif, menyebut kasus Novel Baswedan sebagai 'sandiwara tak Lucu'.

Editor: Glendi Manengal
Kolase foto youtube najwa shihab
Mantan Komisioner KPK Laode M Syarif dan Najwa Shihab di Mata Najwa Trans 7 tadi malam. 

Serupa dengan Saor, Laode M. Syarif, mantan komisioner KPK, mengatakan, “Kepolisian itu mewakili negara, mewakili korban. Lalu ada polisi juga yang mewakili pelaku kejahatan (dalam kasus Novel). Ini agak tumpang. Janganlah kita pertontonkan sandiwara yang enggak lucu.”

Fakta Lain Satu Penyerang Tak Terungkap

Apa yang coba ditutupi dari kasus Novel Baswedan?

Kenapa setelah tuntutan diberikan kepada kedua tersangka penyerang , justru banyak kejanggalan terungkap

Salah satunya, fakta bahwa tersangka bukan cuman dua orang

Aktivis Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar secara terbuka membeberkan kejanggalan yang terjadi dalam proses persidangan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ), Novel Baswedan.

Haris menyebutkan bahwa pelakunya bukan hanya Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis, melainkan ada satu orang lagi.

Dari hasil investigasi yang dilakukan Haris beberapa kali dirinya menemukan sejumlah fakta yang tidak ada di persidangan.

Hal tersebut diungkapkan Haris dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Rabu (17/6/2020).

"Kebetulan saya juga melakukan investigasi beberapa kali, menyusun laporan dan lain-lain, kami menemukan sejumlah fakta yang tidak ada."

"Misalnya ada pemilik CCTV yang dihadirkan ke persidangan tetapi soal CCTV yang perlu dibawa ke persidangan bukan saksinya tetapi videonya seperti apa," ungkap Haris.

Dalam investigasinya, Haris juga menemukan fakta, bahwa ada rute kaburnya pelaku.

Bahkan, Haris mengakatan, pelaku bukan hanya dua orang, tapi tiga orang.

"Kalau dalam investigasi saya, itu ada rute kaburnya pelaku, dan pelaku itu bukan dua orang, sejumlah saksi mengatakan pelakunya tiga orang."

"Kita punya rute-nya, rute yang gagal, terus mereka memperbaiki rute pagi itu, ada adegan mereka ngangkat motor dan lain-lain," papar Haris.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved