Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polemik Korut dan Korsel

Kian Memanas, Korut Ledakan Kantor Penghubung Antar Korea, 3 Hari Setelah Kim Yo Jong Ancam Korsel

Korea Utara (Korut) meledakkan kantor penghubung antar-Korea, yang berada di perbatasan di wilayah Kaesong.

Editor:
Kolase TribunNewsmaker - The New Yorker dan Jorge Silva/AP via The Guardian
Kim Yo Jong, adik Kim Jong Un dinilai sebagai pengganti terkuat sang kakak untuk menjadi pemimpin Korea Utara selanjutnya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dikabarkan pada Selasa (16/6/2020), Korea Utara (Korut) meledakkan kantor penghubung antar-Korea.

Menurut informasi yang ada Korea Utara meledakan kantor tersebut yang berada di perbatasan di wilayah Kaesong.

Diketahui, aksi korut ini terjadi tiga hari setelah adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, memberikan ancaman pada Korea Selatan.

Hal tersebut disampaikan Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

"Korea Utara meledakkan Kantor Penghubung Kaesong pukul 14.49," terang kementerian yang menangani hubungan antar-Korea ini.

Dikutip Tribunnews dari AFP, pernyataan tersebut dirilis beberapa menit setelah ledakan terdengar dan asap tampak naik dari zona industri bersama di Kaesong, di mana kantor penghubung didirikan kurang dari dua tahun lalu.

Peta Semenanjung Korea
Peta Semenanjung Korea ((AFP))

Insiden ini terjadi setelah adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam Korea Selatan tiga hari sebelumnya.

Bahkan, ledakan itu terjadi setelah militer Korea Utara memberikan peringatan akan membenahi daerah-daerah yang dilucuti sesuai perjanjian antar-Korea.

"Tak lama, sebuah adegan tragis dari kantor penghubung bersama Utara-Selatan tak berguna yang benar-benar runtuh akan terlihat," kata Kim Yo Jong pada akhir pekan.

Mengutip Korea Herald, ahli mengatakan tindakan tersebut diambil Korea Utara sebagai taktik putus asa untuk menekan Seoul.

Juga sebagai langkah pertama untuk membatalkan semua perjanjian yang dibuat dengan pemerintahan Moon Jae In.

"Ada dua arti. Satu diantaranya adalah dengan menghancurkan kantor penghubung, secara simbolis menunjukkan kerja sama ekonomi sudah berakhir," terang Shin Jong Woo, analis senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea.

"Langkah selanjutnya adalah mengakhiri perjanjian militer," imbuh dia.

Lebih lanjut, Shin menyebutkan Pyongyang punya sejumlah opsi untuk meningkatkan ketegangan militer.

Seperti latihan militer di Laut Barat dan peningkatan manuver dalam Zona Demiliterisasi sebagai kemungkinan jangka pendek.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved