Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

10 Legislator Sulut Incar Kursi Eksekutif: Begini Kata Pengamat Politik

Sepuluh anggota parlemen gedung Cengkih, DPRD Sulawesi Utara turun ke gelanggang Pilkada Serentak 2020. Mereka bertarung di Pilkada Manado

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Sepuluh anggota parlemen gedung Cengkih, DPRD Sulawesi Utara turun ke gelanggang Pilkada Serentak 2020. Mereka bertarung di Pilkada Manado, Bitung dan Tomohon (lihat grafis). Peluang legislator menguasai panggung eksekutif terbuka lebar. Dukungan saat pemilu legislatif menjadi modal untuk bertarung di pilkada.

Verifikasi Calon Perseorangan Mulai 24 Juni

Di Kota Manado, ada 5 nama yang berkembang. Paling santer Ketua DPRD Sulut, Andrei Angouw (AA). AA satu kandidat jagoan PDIP. "Saya menyerahkan sepenuhnya keputusan keputusan partai kepada pimpinan partai. Mengenai pencalonan saya sebagai calon wali kota Manado, saya menunggu instruksi lebih lanjut dari pimpinan partai," kata Bendahara DPD PDIP Sulut ini, Senin (15/6/2020).

Seandainya ditugaskan, ia akan 100 persen menseriusi dan berusaha menuntaskan amanat partai. "Saya tidak mungkin membangkang dari keputusan partai, saya bukan malin kundang," katanya.

Figur lainnya dari PDIP, Richard Sualang (RS). RS merupakan kandidat yang juga bersaing di posisi calon papan 1 ataupun papan 2 Kota Manado. Santer beredar kabar, PDIP berpeluang mewujudkan duet AA-RS. "Tentunya sebagai kader partai akan menerima penugasan apabila dikehendaki partai," kata Ketua DPC PDIP Manado ini.

Richard Sualang
Richard Sualang (Tribun manado / Ryo Noor)

Ia akan menerima penugasan partai di posisi mana saja apa saja. Figur Partai Nasdem yang juga mencuat, yakni Victor Mailangkay, Wakil Ketua DPRD Sulut. Dengan dukungan Nasdem, Victor mengincar posisi calon wali kota. "Tentu saya sangat siap untuk mengikuti kontestasi ini. Namun semua kembali ke keputusan partai, karena sebagai kader, siapapun yang diusung tentu akan kita dukung penuh," beber Sekretaris DPW Partai Nasdem Sulut ini.

Di Partai Golkar, nama yang mencuat Yongkie Limen. Yongkie sudah mendaftar untuk bakal calon wali Manado di Golkar. "Jadi kalau Tuhan menghendaki kita pun sudah tahu pasti apa yang saya akan buat. Kemudian kalau Tuhan kehendaki dari partai apapun termasuk partai saya pasti mendukung," ujarnya. Terakhir Ayub Ali, politisi PAN. Anggota DPRD Sulut ini sudah mendaftar di sejumlah partai bahkan masuk penjaringan calon papan 2 di PDIP dan Golkar.

Jokowi: Niat Korupsi, Gigit yang Keras

Di Pilkada Bitung, setidaknya berkembamg 3 nama calon kepala daerah figur legislator Sulut. Pertama Cindy Wurangian (Golkar), Hengky Honandar (PDIP) dan Fabian Kaloh (PDIP).

Cindy digadang bakal dipasangkan dengan incumbent Max Lomban. "Urusan calon kepala daerah, keputusannya ada di partai. Saya sebagai ketua Golkar Bitung harus tunduk ada mekanisme dan keputusan partai dalam hal ini DPP dan DPD Golkar," kata Ketua Komisi II ini.

Sementara di kubu PDIP dua nama yang berkembang, Hengky Honandar dan Fabian Kaloh. Proyeksi mendampingi Maurits Mantiri, Wakil Wali Kota Bitung saat ini. Namun, persaingan itu sudah masuk tahap akhir, DPP PDIP sudah menentukan pilihan ke Hengky di posisi papan 2.

Cindy Wurangian
Cindy Wurangian (NET)

DPP PDIP pun sudah mengundang Maurits-Hengky untuk rapat konsolidasi Pilkada. Lalu di Pilkada Tomohon, berkembang dua nama legislator Sulut yakni Wenny Lumentut (Gerindra) dan Melisa Gerungan (PDIP).

Meski kader Gerindra, Wenny Lumentut (WL) masuk penjaringan calon kepala daerah Tomohon di PDIP, bahkan WL cukup gencar sosiliasi. "Saya akan fokus untuk melaksanakan tugas di Tomohon, terserah baik dipercaya untuk papan dua saja tidak masalah," ucap politisi Gerindra ini.

Ia tentu menunggu keputusan PDIP sebagai partai pengusung dan Ketua DPD PDIP Sulut Olly Dondokambey. Sementara itu, nama yang juga belakangan berkembang yakni Melisa Gerungan. "Demi kepentingan partai kami petugas partai harus kuat untuk memenangkan partai. Nah, apabila saya ditugaskan akan siap bertarung," ujarnya beberapa waktu lalu.

Pengamat Politik Dr Stefanus Sampe
Pengamat Politik Dr Stefanus Sampe (Istimewa)

Pengamat politik, Dr Stefanus Sampe menilai, para legislator yang maju di pilkada memiliki peluang yang cukup besar. Mereka sudah memiliki kekuatan awal dengan mempunyai basis massa. "Untuk peluang memang besar. Karena para legislator yang baru terpilih tahun lalu secara nyata sudah mempunyai pendukung," jelas Akademisi Unsrat ini.

Namun, menurut jebolan University Of Canberra ini mengatakan, kebutuhkan dana wajib dipenuhi, terutama untuk sosialisasi dan kampanye. Hal tersebut agar bisa menopang peningkatan raihan suara nantinya.

Tentara Awasi Pengunjung Hingga Dalam Mal: Pengunjung Senang Mal Dibuka

"Tentu kesedian dana sangat dibutuhkan. Karena meski sudah mempunyai basis masa saat pileg lalu. Namun itu wajib terus ditopang dengan sosialisasi dan kampanye apabila memang diusung nanti," terangnya.

Adapun Sampe menilai, pilkada menjadi pertaruhan nasib bagi legislator yang berhasil diusung. Dikarenakan legislator yang maju mempunyai kerugian dan keuntungan. Sehingga langkah untuk bertarung wajib dipikirkan secara matang.

"Kalau mundur mereka bisa mencalonkan. Tapi kalau kalah itu merupakan kerugian besar. Karena secara ekonomis belum pulang pokok. Serta dari segi tanggung jawab mereka belum selesaikan janji kampanye lalu," tandasnya. 

Alfons Kimbal
Alfons Kimbal (TRIBUN MANADO/DEWANGGA ARDHIANANTA)

Alfons Kimbal
Pengamat Politik dari Unsrat

Mereka Punya Basis Massa

Situasi ini bukan fenomena baru, karena waktu lalu terjadi juga seperti itu. Tapi yang menjadi pertanyaan, anggota DPRD Sulut yang ikut pilkada kabupaten dan kota belum selesai menuntaskan tugasnya sebagai wakil rakyat. Memang di satu sisi tidak masalah, karena setiap warga negara memiliki hak politik untuk mencalonkan sebagai bupati atau wali kota.

Etisnya alangkah baik anggota DPRD menjalankan tugas yang dipercayakan rakyat di DPRD. Saya melihat bahwa figur-figur tersebut menjadikan posisi strategis anggota DPRD sebagai batu loncatan untuk jabatan politik. Harus diakui parlemen memiliki dukungan massa atau konstituen yang jelas.

Dalam hal ini poin pertama yang perlu dilihat, bahwa mereka mencalonkan diri sebagai bupati dan wali kota karena popularitas. Mereka dikenal, memiliki basis massa, serta memiliki elektabilitas yang tinggi.

Selain itu, poin kedua, peran partai politik. Salah satu peran atau fungsi partai politk adalah rekruitmen politik, yakni penyeleksian kader partai yang nantinya akan menjadi pemimpin politik. Sehingga parpol harus mampu melahirkan kader potensial. Jadi poin penting bahwa parpol mempunyai kepentingan dalam pilkada, sehingga memunculkan kader mereka yang lagi duduk di DPRD Provinsi.

Hanya memang anggota parlemen sangat riskan dengan situasi tersebut, tapi politik itu adalah kepentingan dan figur. Nah, di sini anggota DPRD tidak bisa menolak, sebab situasi kondisi saat ini milik mereka. Politik adalah iklim, politik adalah cuaca. (ryo/hem/mjr)

Kota Manado

* Andrei Angow (PDIP)

* Richard Sualang (PDIP)

* Victor Mailangky (NasDem)

* Yongkie Limen (Golkar)

* Ayub Alie (PAN)

Kota Bitung

* Cindy Wurangian (Golkar)

* Hengky Honandar (PDIP)

* Fabian Kaloh (PDIP)

Kota Tomohon

* Wenny Lumentut (Gerindra)

* Melisa Gerungan (PDIP) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved