Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

1.700 Personil Diturunkan saat Aksi Protes Kematian Floyd, Sejumlah Garda Nasional AS Positif Corona

Pemerintah, termasuk Boston, Dallas dan negara bagian New York, meminta para demonstran untuk segera menjalani tes Covid-19.

Editor:
Apu GOMES / AFP
Seorang pria yang mengenakan topeng gas berdiri di depan garis Polisi di Downtown Long Beach pada 31 Mei 2020 dalam sebuah protes menentang kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal ketika ditangkap dan dijepit ke tanah dengan lutut. seorang perwira polisi Minneapolis. Protes melanda Amerika Serikat atas kematian George Floyd bergema di sisi lain dunia Senin ketika ribuan berbaris solidaritas di jalan-jalan Selandia Baru. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON - Kematian pria kulit hitam George Floyd memang menghebohkan banyak orang, terlebih masyarakat Amerika Serikat (AS).

Usai kejadian tersebut, dikabarkan, saat ini Pemerintah Washington DC mendesak warga.

Desakan dari pemerintah tersebut untuk warga yang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam George Floyd agar segera melakukan tes virus corona atau Covid-19.

Pemerintah Washington bergabung dengan pemerintah lokal lain, termasuk Boston, Dallas dan negara bagian New York, meminta para demonstran untuk segera menjalani tes.

Ribuan orang membanjiri jalan dalam aksi demonstrasi di tengah pandemi yang telah menjangkiti hampir 2 juta orang Amerika dan menewaskan sekitar 112.000 orang.

Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah demonstran saat warga melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna
Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah demonstran saat warga melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna ((AFP/Chandan Khanna))

"Jika Anda khawatir bahwa Anda terpapar saat keluar dari lingkungan masyarakat atau ikut di salah satu demonstrasi, kami mendorong Anda untuk melakukan tes... antara tiga hingga lima hari, tidak lebih cepat dari itu, " ujar Wali Kota Washington, Muriel Bowser, kepada wartawan seperti dilansir Reuters, Kamis (11/6/2020).

Pemerintah setempat mendorong para pengunjuk rasa untuk melihat sendiri tanda dan gejala penyakit pernapasan dan Covid-19.

Otoritas setempat juga mendorong mereka untuk bekerja dari rumah, jika mungkin, selama 14 hari dan membatasi pergerakan.

Meskipun pejabat kesehatan Washington LaQuandra Nesbitt mengatakan, pembatasan tersebut tidak sama dengan tindakan karantina.

AS telah meningkatkan ketersediaan tes Covid-19 gratis, termasuk tes Covid-19 di markas pemadam kebakaran pada malam hari dan akhir pekan.

Seruan agar pengunjuk rasa melakukan tes Covid-19 juga disuarakan para ahli kesehatan masyarakat, termasuk atas ahli penyakit menular AS Anthony Fauci, telah memperingatkan aksi demonstrasi dapat menyebabkan lonjakan jumlah kasus Corona.

Sebelumnya dilaporkan sejumlah personil tentara Garda Nasional Washington DC dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19), setelah mereka diturunkan menjaga aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam, George Floyd di ibukota AS.

Juru bicara Garda Nasional Washington DC Letnan Kolonel Brooke Davis mengatakan tidak bisa mengungkapkan jumlah persis yang terinfeksi Covid-19 karena alasan "keamanan operasional."

Dia mengatakan mereka terinfeksi Covid-19, setelah 1.700 personil diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang meletus di depan Gedung Putih dan di tempat lain, setelah pembunuhan George Floyd oleh petugas polisi Minneapolis.

Personil Garda Nasional digerakkan oleh Walikota dan kemudian pemerintah federal AS pada 1 Juni untuk membantu menjaga ketertiban, setelah aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved