Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah: Karena Adanya Provokasi Membuat Proses Rapid Tes Terhambat

Nurdin Abdullah mengatakan, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes Covid-19 di masyarakat memang masih menjadi masalah tersendiri.

Shutterstock
ILUSTRASI virus corona di Indonesia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait penyebaran virus corona yang meluas di Indonesia.

Diketahui sampai saat ini penambahan kasus baru Covid-19 terus meningkat.

Bahkan sebelumnya kasus baru Covid-19 bertambah sebanyak 1043 dalam sehari dan mencatat rekor tertinggi.

Viral Mahasiswa Asal Indonesia Berdarah Manado Jawa Adu Jotos, Tumbangkan Bule AS, Ini Videonya

Wali Kota Jakarta Timur Ancam Lapor ke Anies Baswedan, Geram Karena Pasar Tak Ditutup

9.500 Pasukan Amerika Serikat Ditarik, Pihak Jerman Tak Terima Dengan Keputusan Donald Trump

Ilustrasi virus corona/Covid-19.
Ilustrasi virus corona/Covid-19. (corona.sumselprov.go.id)

Terkait hal tersebut, minimnya persentase tes virus corona di Indonesia membuat penyebaran infeksi ini sulit dikendalikan.

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes Covid-19 di masyarakat memang masih menjadi masalah tersendiri.

"Yang menjadi masalah kami sekarang ini yaitu provokasi dari orang-orang tidak bertanggungjawab terhadap gencarnya Pemprov melakukan rapid test," kata dia saat telekonferensi dengan BNPB, Rabu (10/6).

Nurdin mengklaim, untuk kawasan Sulawesi Selatan, kini lebih banyak wilayah zona hijau ketimbang zona merah.

Mulai dari, Kabupaten Toraja Utara yang masuk zona hijau karena tidak ada satupun yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Tetapi ada 3 daerah yang menjadi sorotan serius bagi Pemprov Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Maros dan Kota Makassar.

"Tinggal tiga itu, yang lain saya kira InsyaAllah belum ada lagi transmisi lokal, sudah hampir tidak ada lagi," jelas dia.

Nurdin menambahkan, Makassar yang masih tergolong zona merah karena sempat ada pelonggaran yang dilakukan pemerintah kota.

Padahal, sebelumnya daerah ini merupakan episentrum penularan utama.

"Kami ingin Makassar lebih ketat lagi, kemarin itu ada pergantian pejabat walikota ada kesulitannya miskomunikasi dalam penentuan kebijakan," jelas dia.

Lebih lanjut, Nurdin bilang, pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota akan terus meningkatkan pengawasan dan pencegahan Covid-19.

Pertama, edukasi untuk memberi pemahaman dan menyadarkan masyarakat untuk betul-betul melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved