Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mahathir Mohamad

Mahathir Mohamad Pernah Beri Peringatan Keras Negara Berutang ke China: Negara Anda akan Dikontrol

Saat Mahathir masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, dia berujar jika tak bisa melunasinya

Editor: Aldi Ponge
Kompas/Daily Mail
Mahathir Mohamad dan Xi Jinping 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad pernah mengingatkan negara-negara yang meminjam dana ke China.

Peringatan PM Malaysia yang mundur Februari silam ini disampaikan pada 2019 silam. 

Mahathir menyebut utang dari China adalah jebakan.

Saat Mahathir masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, dia berujar jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.

Waktu itu Malaysia di bawah kontrol China karena pemerintahan Najib Razak mengambil pinjaman ke Negeri Tirai Bambu namun tak bisa dilunasi malah dikorupsi.

Hal ini membuat Mahathir harus pergi jauh-jauh ke Jepang untuk berhutang.

Gali lubang tutup lubang, utangan dari Jepang itu untuk melunasi utang Malaysia ke China.

Mengutip Kontan.co.id, Selasa (19/3/2019) lalu Mahathir melontarkan peringatan ini lantaran Filipina ia sebut sedang mendapat gelontoran dana dari Investor asal China.

Mahathir memperingatkan agar Filipina berhati-hati mengenai potensi jebakan yang bisa menimpa mereka jika tak bisa melunasi pinjaman layaknya Malaysia.

"Jika meminjam uang dalam jumlah besar dari China, kemudian tak sanggup melunasi, pihak peminjam di bawah kontrol pemberi pinjaman," kata Mahathir kepada ABS-CBN News saat kunjungan dua hari di Filipina, mengutip The Straits Times, Jumat (8/3/2020).

Mahathir menyarankan agar Filipina meregulasi dan membatasi pengaruh China di negara mereka.

Karena ia langsung membatalkan beberapa kesepakatan antar Malaysia-China karena dinilai tidak ada untungnya bagi Malaysia.

Sementara itu Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi pintu bagi Investor China agar menanamkan modal mereka sebesar US$108 miliar.

Uang itu nantinya digunakan Filipina untuk membangun jalan raya, kereta api, bandara, dermaga dan jembatan baru dalam jangka 10 tahun ke depan.

Para pengamat ekonomi memperingatkan, poros ke China dapat mengarah pada perangkap utang.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved