Warga Asal Indonesia Jadi Korban Penjarahan Pendemo George Floyd, Toko Dirusak & Ambil Uang di Kasir
Dua warga AS asal Indonesia yang membuka usaha di sana ikut terkena dampak negatif menjadi korban penjarahan dari massa demonstran George Floyd
"Untuk ganti kaca saja kita sudah habis 400 USD (Rp 5,8 juta)," kata dia.
"Tenaga ahli 100 USD (Rp 1,4 juta) per jam."
"Ruginya sekitar 1.000 - 2.000 USD," sambungnya.
Meskipun menjadi target serangan demonstran, Pasay mengaku dirinya tetap berpikiran positif dan tidak jatuh menyerah.
"Kita sebagai manusia harus tetap positif walau apapun yang terjadi, silahkan jatuh tapi bukan berarti jatuh terus menangis menggerung-gerung berlama-lama," terang dia.
"Lebih baik kita jatuh dan bangun lagi," pungkasnya.
Simak Video Selengkapnya Mulai Awal:
Momen Tewasnya George Floyd: Saya Tidak Bisa Bernapas
Seperti yang diketahui tewas pada Senin (25/5/2020), saat dirinya mengalami sebuah kekerasan dari seorang petugas polisi berkulit putih.
Pada video yang beredar nampak Floyd dalam posisi tertidur tengkurap dan tampak seorang polisi menekankan lututnya ke leher Floyd.
Dikutip dari YouTube CBS Evening News, Rabu (27/5/2020), saat lehernya ditekan oleh polisi tersebut, Floyd sempat memohon kepada polisi bahwa ia tak bisa bernapas.
"Please i can't breathe officer (pak polisi, tolong saya tidak bisa bernapas)" ucap Floyd dengan suara yang serak karena lehernya ditindih lutut polisi tersebut.

Namun polisi yang bersangkutan tidak menggubris permohonan Floyd.
Orang-orang yang melihat aksi tersebut, termasuk yang merekam video berulang kali turut meminta petugas polisi agar melepaskan tindihan lututnya dari leher Floyd.
Polisi tersebut baru melepaskan tindihannya ketika tubuh Floyd sudah terkulai lemas.