New Normal
New Normal Sudah Dipertimbangkan Matang, Ali Ngabalin:Tak Mungkin Kebijakan Pak Jokowi Asal-asalan
Ali Ngabalin memastikan terkait penerapan tatanan kehidupan normal baru atau New Normal merupakan hasil pertimbangan yang matang.
TRIBUNWOW.COM - Terikait penerapan New Normal yang disampaikan presiden indonesia Joko Widodo.
Dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin memastikan terkait penerapan tatanan kehidupan normal baru atau New Normal merupakan hasil pertimbangan yang matang.
Melansir TribunWow.com, Ali Ngabalin mengatakan tidak mungkin pemerintah atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil kebijakan dengan asal-asalan.
Menurut Ali Ngabalin, dalam perencanaan New Normal ini, pemerintah telah membicarakan dengan para pakar dan para ahli yang kompeten terkait kasus Covid-19/
• Ternyata George Floyd dan Polisi yang Menginjak Lehernya Pernah Bekerja Bersama di Sebuah Kelab
• Ucapkan Maaf ke Presiden, Ade Armando Nilai: Pak Jokowi Tidak Bagus Dalam Komunikasi
• Jendral China: Siap Hancurkan Taiwan, Ambil dengan Paksa Adalah Opsi Utama Bagi Beijing

"Saya pastikan bahwa tidak mungkin satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah itu tanpa ada pertimbangan, baik dari pertimbangan penelitian, para ahli, dan lain-lain," ujar Ali Ngabalin.
Menurut Ali Ngabalin, pemerintah juga akan mempertimbangkan beberapa indikator penting sebelum benar-benar melangsungkan New Normal.
Mulai dari kesiapan sarana dan prasarana rumah sakit, hingga meningkatkan jumlah pengetesan masif dan pelacakan kasus.
"Termasuk di antaranya adalah kesiapan rumah sakit," katanya.
"Kemudian tadi adalah survaillance-nya, kekuatan seberapa jauh kemampuan pemerintah dalam melakukan tes spesimen," sambungnya.
Ali Ngabalin kemudian menyinggung soal vaksin Virus Corona yang belum akan ditemukan dalam waktu dekat.
Oleh karenanya, ketika vaksin belum ditemukan maka virus tersebut juga belum akan bisa diatasi penuh.
Itu artinya mau tidak mau harus bisa menyesuaikan dengan Corona.
"Kemudian juga ada hal yang paling terpenting itu, kita kan mendapatkan pengumuman informasi yang disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia terhadap vaksin dan obat yang kemungkinan itu tidak dalam satu dua minggu atau tidak dalam satu dua bulan ditemukan," jelasnya.
"Tapi dua tahun sampai dua tahun delapan bulan begitu informasinya."
"Artinya apa dalam keseharian kita ini bergelut dengan virus, ya kan?" kata Ali Ngabalin menegaskan.