Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Donald Trump Resmi Memutus Hubungan dengan WHO, Berikut Ini Deretan Kekecewaan Presiden AS

Trump secara resmi telah mengumumkan bahwa Amerika Serikat memutus hubungan dengan menstop sumbangan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Editor: Glendi Manengal
AFP
Presiden AS Donald Trump melambaikan tangan s 

• Pada saat Anda akhirnya mengumumkan virus ini sebagai pandemik pada 11 Maret 2020, penyakit itu sudah membunuh lebih dari 4.000 orang dan menginfeksi lebih dari 100.000 orang di sedikitnya 114 negara di seluruh dunia.

• Pada 11 April 2020, sejumlah duta besar dari Afrika menulis surat kepada Kementerian Luar Negeri RRT tentang tindakan diskriminasi terhadap orang-orang Afrika terkait pandemik di Guangzhou dan kota-kota lain di RRT. Anda mengetahui bahwa pihak berwenang RRT memaksa orang-orang tersebut menjalani karantina, atau mengusir, dan bahkan menolak memberi pelayanan pada mereka. Anda belum menyampaikan komentar atas aksi diskriminatif dan rasial RRT. Namun, Anda sudah melabeli keluhan Taiwan atas kegagalan Anda menangani pandemik ini sebagai tindakan rasial.

• Sepanjang krisis ini, WHO patut dicurigai karena terus memuji “transparansi” RRT. Anda telah melakukan ini secara konsisten meskipun Tiongkok tidak transparan sama sekali. Pada awal Januari, misalnya, Tiongkok memerintahkan agar sampel virus ini dihancurkan, menghalangi dunia untuk mendapatkan informasi yang krusial. Bahkan sekarang, Tiongkok terus menyepelekan Regulasi Kesehatan Internasional dengan menolak membagi data sampel virus yang akurat pada waktunya, dan dengan menyembunyikan informasi vital soal virus dan asal usulnya. Dan sampai hari ini, Tiongkok terus menolak memberi akses kepada masyarakat internasional untuk berhubungan dengan ilmuwan dan fasilitas terkait miliknya, sembari membantah melakukan kesalahan dan menyensor para pakarnya sendiri. 

WHO tidak bersedia mendesak Tiongkok mengizinkan adanya investigasi independen terhadap asal-usul virus meskipun diperkenankan melakukan itu oleh Komite Darurat WHO sendiri. Kegagalan WHO melakukan itu telah memaksa negara-negara anggotanya untuk mengadopsi Resolusi “Tanggap COVID-19” pada sidang Majelis Kesehatan Dunia tahun ini, memenuhi seruan dari Amerika Serikat dan banyak negara lain untuk dilakukan peninjauan yang imparsial, independen, dan menyeluruh terhadap cara WHO menangani krisis ini. Resolusi tersebut juga menyerukan adanya investigasi terhadap asal-usul virus, yang dibutuhkan oleh dunia untuk memahami cara terbaik menangkal penyakit ini.

Mungkin, yang lebih buruk dari semua kegagalan ini adalah bahwa kita tahu WHO seharusnya bisa lebih baik lagi. Hanya beberapa tahun yang lalu, di bawah komando seorang direktur jenderal yang berbeda, WHO bisa banyak membantu dunia. Pada tahun 2003, menanggapi adanya wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di Tiongkok, Direktur Jenderal Harlem Brundtland dengan berani mengumumkan peringatan perjalanan darurat WHO yang pertama dalam 55 tahun, dengan merekomendasikan agar orang tidak bepergian ke dan dari episentrum wabah di wilayah selatan Tiongkok. Dia juga tidak ragu-ragu mengkritik Tiongkok karena membahayakan kesehatan masyarakat global dengan upaya menutup-nutupi wabah tersebut dengan cara menangkap orang yang menyebarkan informasi dan menyensor media. Banyak nyawa seharusnya bisa diselamatkan jika Anda mencontoh tindakan Dr. Brundtland.

Jelas bahwa kesalahan berulang dari Anda dan organisasi yang Anda pimpin dalam merespons pandemik ini sudah amat sangat merugikan dunia. Satu-satunya jalan keluar bagi WHO ke depan adalah dengan benar-benar menunjukkan independensi dari Tiongkok. Pemerintahan saya telah memulai diskusi dengan Anda tentang bagaimana mereformasi organisasi ini. Namun dibutuhkan tindakan yang cepat. Kami tidak bisa membuang waktu lagi. Karena itulah sudah menjadi kewajiban saya, sebagai Presiden Amerika Serikat, untuk menyampaikan kepada Anda bahwa jika WHO tidak melakukan perbaikan yang substantif dalam 30 hari ke depan, pembekuan sementara iuran ke WHO dari Amerika Serikat akan saya permanenkan dan saya akan pertimbangkan kembali keanggotaan kami. Saya tidak bisa membiarkan para pembayar pajak Amerika Serikat membiayai organisasi yang, dalam kondisi saat ini, jelas-jelas tidak melayani kepentingan Amerika.

Dus, ancaman Trump kini menjadi kenyataan dengan keputusan Presiden Trump untuk menstop sumbangan ke WHO. Penghentian sumbangan AS ini dikhawatirkan akan membuat upaya WHO dalam penanganan pandemi corona terhambat,

Donald Trump Marah Besar Soal Kematian George Floyd, Minta Hukum Mati Pelaku oleh Keluarga Korban

Menghukum China,Trump Minta Pemerintahnya untuk Mulai Proses Penghapusan Hak Istimewa Hong Kong

Jendral China: Siap Hancurkan Taiwan, Ambil dengan Paksa Adalah Opsi Utama Bagi Beijing

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul " Stop sumbangan, berikut deretan kekecewaan Presiden Trump ke WHO "

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved