Virus Corona
Donald Trump Resmi Memutus Hubungan dengan WHO, Berikut Ini Deretan Kekecewaan Presiden AS
Trump secara resmi telah mengumumkan bahwa Amerika Serikat memutus hubungan dengan menstop sumbangan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Peninjauan ini sekaligus menegaskan adanya banyak masalah serius seperti yang telah saya ungkit bulan lalu dan juga menemukan masalah-masalah lain yang harus segera diselesaikan oleh WHO, khususnya masalah ketergantungan WHO kepada Republik Rakyat Tiongkok.
Dari peninjauan tersebut, kami mengetahui hal-hal berikut ini:
• WHO secara konsisten telah mengabaikan laporan-laporan yang kredibel tentang penyebaran virus di Wuhan pada awal Desember 2019 atau mungkin bahkan lebih dini lagi, termasuk laporan dari jurnal medis The Lancet. WHO gagal untuk menyelidiki secara independen laporan-laporan kredibel yang berbeda dengan pernyataan resmi pemerintah Tiongkok, bahkan meskipun laporan itu datang dari sumber-sumber di Wuhan sendiri.
• Sebelum tanggal 30 Desember 2019, kantor WHO di Beijing mengetahui bahwa ada masalah besar kesehatan masyarakat di Wuhan. Antara 26 Desember dan 30 Desember, media-media Tiongkok telah menyoroti bukti kemunculan virus baru dari Wuhan, berdasarkan data pasien yang dikirim ke sejumlah perusahaan genomics Tiongkok. Di samping itu, pada periode tersebut Dr. Zhang Jixian, dokter dari Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok dan Barat di Provinsi Hubei, menyampaikan ke otoritas kesehatan Tiongkok bahwa satu jenis virus corona baru telah menyebabkan penyakit baru yang pada saat itu menyerang sekitar 180 pasien.
• Hari berikutnya, otoritas Taiwan menyampaikan informasi kepada WHO tentang indikasi penularan antar-manusia oleh virus baru tersebut. Namun, WHO memilih untuk tidak membagi informasi yang sangat penting ini kepada masyarakat dunia, kemungkinan besar karena alasan politik.
• Regulasi Kesehatan Internasional mensyaratkan semua negara untuk melaporkan risiko kesehatan darurat dalam jangka waktu 24 jam. Tapi, Tiongkok tidak menginformasikan kepada WHO soal beberapa kasus pneumonia misterius di Wuhan sampai 31 Desember 2019, meski negara itu mungkin sudah mengetahui kasus-kasus tersebut beberapa hari atau beberapa pekan sebelumnya.
• Menurut Dr. Zhang Yongzhen dari Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai, bahwa dia sudah menyampaikan ke pihak berwenang Tiongkok pada tanggal 5 Januari 2020 bahwa dia memiliki sekuen genome virus tersebut. Informasi ini tidak dipublikasikan hingga enam hari berikutnya, atau pada tanggal 11 Januari 2020 ketika Dr. Zhang berinisiatif sendiri mengunggahnya secara online. Hari berikutnya, pihak berwenang Tiongkok menutup lab Dr. Zhang untuk dilakukan “koreksi.” WHO sendiri mengakui unggahan Dr. Zhang adalah wujud “transparansi” yang bagus. Namun, WHO nyata-nyata berdiam diri pada penutupan lab Dr. Zhang dan penegasannya bahwa dia telah memberi tahu pihak berwenang RRT tentang terobosan yang dia lakukan enam hari sebelumnya.
• WHO telah berulangkali membuat pernyataan tentang virus corona yang ternyata tidak akurat dan menyesatkan.
- Pada tanggal 14 Januari 2020, WHO mengikuti klaim RRT -- yang sekarang terbukti keliru -- bahwa virus corona tidak bisa menular antar-manusia, dengan mengatakan: bahwa investigasi awal yang dilakukan otoritas RRT tidak menemukan bukti nyata adanya penularan virus corona baru (2019-nCov) antar-manusia yang terjadi di Wuhan, RRT. Penegasan tersebut bertentangan langsung dengan laporan-laporan dari Wuhan yang telah disensor.
- Pada tanggal 21 Januari 2020, Presiden RRT Xi Jinping dikabarkan menekan Anda untuk tidak menyatakan wabah virus corona sebagai kondisi darurat. Anda tunduk pada tekanan ini dan hari berikutnya Anda malah mengatakan kepada dunia bahwa virus corona bukanlah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Lebih dari sepekan kemudian, pada 30 Januari 2020, bukti-bukti melimpah yang berlawanan akhirnya memaksa Anda untuk mengubah haluan.
- Pada tanggal 28 Januari 2020, setelah bertemu Presiden Xi di Beijing, Anda memuji pemerintah Tiongkok karena transparansinya terkait virus corona, dan mengatakan bahwa RRT telah menciptakan standar baru dalam pengendalian wabah dan memberi waktu kepada dunia (untuk bersiap). Anda tidak menyebutkan bahwa RRT ketika itu membungkam atau menghukum sejumlah dokter karena mengungkap virus ini, dan mencegah lembaga-lembaga RRT untuk menyebarkan informasi tentang ini.
• Bahkan setelah Anda terlambat mengumumkan wabah ini sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional pada 30 Januari 2020, Anda kembali gagal menekan RRT agar menerima tim pakar medis internasional WHO secara tepat waktu. Akibatnya, tim yang sangat penting ini baru tiba di RRT dua pekan kemudian, pada 16 Februari 2020. Dan bahkan ketika itu, tim tersebut tidak diizinkan berkunjung ke Wuhan sampai hari terakhir kunjungan mereka. Dengan luar biasa, WHO berdiam diri ketika RRT melarang sama sekali dua warga Amerika anggota tim tersebut untuk masuk Wuhan.
• Anda juga sangat memuji pembatasan perjalanan domestik yang ketat di RRT, tetapi menentang keputusan saya menutup perbatasan AS, atau larangan masuk pada orang-orang yang datang dari RRT. Saya tetap menerapkan larangan itu terlepas dari kehendak Anda. Permainan politik Anda dalam masalah ini mengorbankan nyawa, karena pemerintah negara-negara lain yang berpedoman pada pernyataan Anda telah menunda penerapan pembatasan perjalanan menuju dan dari RRT. Hebatnya lagi, pada tanggal 3 Februari 2020, Anda memperkuat posisi dengan beropini bahwa karena RRT telah bekerja dengan bagus untuk melindungi dunia dari virus ini, maka pembatasan perjalanan “lebih banyak kerugian daripada keuntungannya”. Namun pada saat itu dunia sudah tahu bahwa sebelum menutup Wuhan, otoritas RRT telah membolehkan lebih dari 5 juta warganya untuk keluar dari kota itu dan banyak dari mereka yang kemudian melakukan perjalanan internasional ke seluruh dunia.
• Sampai tanggal 3 Februari 2020, RRT menekan negara-negara lain untuk mencabut pembatasan perjalanan. Tekanan ini didukung oleh pernyataan-pernyataan keliru dari Anda yang pada hari itu mengatakan kepada dunia bahwa penyebaran virus ini di luar RRT “minimal dan lambat” dan bahwa “peluang membawa keluar [virus] ini dari Tingkok sangat kecil”.
• Pada 3 Maret 2020, WHO mengutip data resmi RRT meremehkan risiko serius penyebaran oleh orang tanpa gejala, dengan menyampaikan kepada dunia bahwa “COVID-19 tidak menular seefisien influenza”, dan bahwa berbeda dengan influenza, penyakit ini tidak dibawa oleh orang yang terinfeksi tetapi belum sakit. Bukti yang dimiliki RRT, kata WHO pada dunia, “menunjukkan bahwa hanya 1% kasus yang tanpa gejala, dan sebagian besar kasus menunjukkan gejala dalam dua hari”. Namun banyak pakar mempertanyakan penegasan semacam itu, berbasis data dari Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lain. Sekarang jelas bahwa berbagai penegasan RRT yang kemudian diteruskan kepada dunia oleh WHO ternyata sangat tidak akurat.