Virus Corona
Sudah 4 Bulan Indonesia Berdarah-darah, Dokter Tirta Minta Hentikan Perdebatan soal Virus Corona
Kabarnya dari Dokter sekaligus Influencer, Tirta Mandira Hudhi memberikan pesan bagi masyarakat terkait menghadapi Covid-19 di masa sekarang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya dari Dokter sekaligus Influencer, Tirta Mandira Hudhi memberikan pesan bagi masyarakat terkait menghadapi Covid-19 di masa sekarang.
Terkait hal itu diungkapkan dokter Tirta bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melalui channel YouTube BNPB Indonesia pada Rabu (27/5/2020).
Awal mulanya, dokter Tirta menjelaskan bahwa dirinya sudah sering memberikan imbauan pada masyarakat terkait Covid-19.
• Harga Minyak Mentah Kembali Anjlok Karena AS Kebanjiran Stok Minyak
• Bersurat ke BNPB, KPU Tanyakan Kapan Berakhir Pandemi Virus Corona, Ini Jawabannya
• Timur Tengah Memanas, Kelompok Houthi Luncurkan Drone Milisi Serang Warga Sipil Dihalau Koalisi Arab

"Jadi kalau buat teman-teman, saya sudah selalu melakukan ini setiap hari di Instagram, di YouTube dan semua platform."
"Jadi saya akan mendobeli dengan Pak Kris dan teman-teman di sini yang terhormat sekali," ujar dokter Tirta.
Ia lalu menyinggung bahwa banyaknya perbedaan pendapat di kalangan masyarakat akibat masalah pandemi Covid-19 itu suatu yang wajar.
"Jadi buat teman-teman masyarakat, buat teman-teman yang muda ini saatnya kita itu bangkit dan kita mari lupakan perbedaan, perbedaan opini itu wajar."
"Adu argumen itu wajar tapi kita tahu empat bulan sudah Indonesia itu berdarah-darah melawan Covid-19," ungkapnya.
Meski demikian, setidaknya masyarakat patugh akan instruksi Jokowi untuk memerangi Virus Corona.
"Dan solusinya adalah kita itu paling enggak Pak Jokowi memberikan instruksi seluruh jajaran sampai kita rakyat kita membantu untuk menyukseskan hal itu," ungkap dokter Tirta.
Terkait wacana New Normal, menurutnya ada atau tidak kebijakan tersebut, protokol kesehatan mau tak mau harus tetap dilakukan.
"Dan terkait dengan New Normal entah dilaksanakan atau tidak, ada New Normal atau tidak yang penting protokol kesehatan harus dijalankan dulu," kata dia.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mengurangi kegiatan di luar rumah kecuali hal-hal penting.
Pasalnya, banyak tenaga kesehatan (nakes) yang masih sibuk mengurusi pasien Covid-19 hingga tak bisa pulang.
"Dan kalau enggak penting-penting banget janganlah nongkrong-nongkrong, gabut main mercon apalagi kemarin, itu ganggu banget."
"Karena apa nakes-nakes ini belum bisa pulang saya empat bulan enggak ketemu keluarga," jelasnya.
Lalu, dokter yang juga pengusaha ini menegaskan bahwa para tenaga medis tak pernah menghina masyarakat.
Mereka tetap konsisten untuk membantu pasien.
"Saya mewakili dokter, kita itu rela, kita klarifikasi, satu nakes tidak pernah membodoh-bodohkan masyarakat."
"Nakes tidak pernah merasa menyerah, nakes selalu merasa sumpah kita ini nolong pasien, ketiga nakes itu pikiran uang belakangan, kita memang mengharap, tapi kita nolong dulu," jelasnya.
Sekali lagi, ia mengingatkan agar masyarakat bisa menjalankan protokol kesehatan.
"Keempat tapi ini bisa sukses kalau temen-temen bisa menjalankan protokol," pungkasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-15:30:
Kebijakan New Normal Terlalu Dini
Pada kesempatan lain, dokter Tirta sempat mengkritisi soal aturan 'The New Normal'.
Menurut dokter Tirta hal itu terlalu dini untuk dilakukan.
Hal itu diungkapkan dokter Tirta melalui acara Fakta tvOne yang tayang pada Selasa (25/5/2020).
Dokter Tirta Mandira Hudhi menilai, untuk menghindari penyebaran Virus Corona makin luas adalah pembatasan mobilisasi masyarakat.
Ia merasa Salat Id di zona hijau tidak masalah dilaksanakan tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Yang patut direm adalah mobilisasi, kalau hijau kalian salat Id dengan prosedur New Normal pakai masker atau tidak cium tangan enggak papa," ujar dokter Tirta.
Selain itu, restoran menurutnya juga boleh buka asal dengan penerapan protokol kesehatan.
Sedangkan, yang harus dijaga ketat adalah mobilisasi manusia.
"Kalau membuka restoran tapi dengan catatan kapasitas separo enggak papa."
"Tetapi kalau kalian mobilisasi ya jadi merah lagi, Covid itu akan terus ada kita kontrol," jelasnya.
Lalu, dokter Tirta mengkritik ungkapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'berdamai dengan Virus Corona'.

Menurut dia, ungkapan itu salah besar.
"La ini saya meluruskan maksud Pak Jokowi, Pak Jokowi mengatakan berdamai, la ini salah kaprah, berdamai di sini itu, "Yoh Corona kita damai', bukan gitu pak," ungkapnya.
Seharusnya dijelaskan bahwa Virus Corona ini akan terus ada sehingga mobilisasi masyarakat harus tetap diatur.
"Maksudnya adalah Covid ini akan terus ada, sheetnya banyak tetapi kita kontrol cara kontrolnya dengan cara membatasi mobilisasi masyarakat dengan cara New Normal, pakai masker, jaga jarak, PHBS ditingkatkan," katanya.
Dokter Tirta menambahkan, sekolah menurutnya adalah tempat terakhir dibuka saat penerapan 'The New Normal'.
"Ketiga membatasi tempat-tempat yang kerumunan di mana yang paling terakhir sekolah," ungkapnya.
Lalu, dalam kesempatan tersebut dokter Tirta menanggapi soal wacana pelonggaran PSBB pada Juni.
Menurut dia, hal itu terlalu dini untuk dilakukan.
"Wah kalau saya secara pribadi sih enggak kepikiran, itu ranahnya Pak Jokowi."
"Tapi kalau saya bilang sih masih jauh, ya masih jauh kalau saya bilang," kritiknya.
Pasalnya, puncak Virus Corona di Indonesia juga belum diketahui kapan.
Dokter yang juga pengusaha ini khawatir bahwa jumlah korban Virus Corona di Indonesia terus bertambah di mana negara lain sudah mulai menurun.
"Ini aja puncak sekarang kita Juni katanya 'The New Normal', ini aja puncaknya saja enggak tahu loh kapan ini."
"Meroket ini, ketika negara lain turun kita satu-satunya meroket bos," ungkapnya.
Soal jumlah kasus baru Virus Corona yang sempat mencapai hampir 1.000 orang, dokter Tirta menduga karena ada kemungkinan.
"Jadi kalau yang saya bilang di sini adalah kita percaya data dari Kemenkes, Kemenkes tadi mengeluarkan naik 900, naik del di sini, kita itu tanya ini ada dua kemungkinan."
"Apakah positifnya karena mudik atau karena yang dicek tambah banyak, kalau makin banyak yang dicek makin banyak yang positif," jelas dia.
Sehingga, ia menyarankan agar pemerintah menjaga ketat mobilisasi masyarakat minimal tujuh hari setelah lebaran.
"Nah kita jaga-jaga ini puncak apa enggak, kita tunggu dulu, maka saya bilang sampai h+ 7 hari sampai h+ 7 hari lebaran itu kalau bisa mobilisasi dibatasin," ucap dia.
• Trump Beri Pilihan ke Iran, Negosiasi dengan AS atau Keruntuhan Ekonomi Akibat Sanksi!
• Menhan China Mengaku Konflik Antara AS dan China Sudah Berisiko Tinggi
• Siap Tempur, Xi Jinping Perkuat Pertahanan dan Perintah Militer China untuk Buat Skenario Terburuk
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul " Minta Perdebatan soal Virus Corona Dihentikan, Dokter Tirta: 4 Bulan Sudah Indonesia Berdarah-darah "