Daya Beli Petani
Daya Beli Petani Sulut Melemah, NTP April 2020 Turun 1,07 Persen
Daya beli petani di Sulut melemah. Hal ini tercermin pada Nilai Tukar Petani Sulut di Bulan April 2020 yang turun 1,07 persen dibanding bulan lalu
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Daya beli petani di Sulut melemah. Hal ini tercermin pada Nilai Tukar Petani (NTP) Sulut di Bulan April 2020 yang turun 1,07 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono, Kamis (28/05/2020) menjelaskan, NTP Sulut Bulan April sebesar 97,79. Bulan Maret, NTP Sulut 98,85.
"Turunnya nilai NTP ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani dan kenaikan indeks yang dibayar petani. Bisa saja, harga komoditas yang dihasilkan petani turun, lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan," katanya.
• Kabar Baik, Hari Ini Satu Tenaga Kesehatan Sembuh dari Covid-19
Adapaun Nilai NTP selama tahun kalender 2020 masih mengalami penurunan 0,76 persen. Sebaliknya YoY (tahun ke tahun) masih naik 0,41 persen.
Begitupun dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) turun 0,17 persen; dari nilai 99,23 di
bulan Maret menjadi 99,06 di bulan April.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk
yang dihasilkan atau dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk
proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
• Belum Ada Pemeriksaan Rapid Test, PCR dan Swab untuk Umum di Bitung
"Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan
tingkat kehidupan petani juga lebih baik," katanya.
Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks
harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
Dimana, komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).
Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.(ndo)
• Pilkada Desember, Bawaslu Minsel Belum Ada Kendala Anggaran