Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Sri Mulyani: Utang Pemerintah April Rp 5.172,48 Triliun, Akan Berupaya Kelola Utang dengan Akuntable

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, posisi utang pemerintah sampai 30 April 2020 adalah sebesar Rp 5.172,48 triliun.

Editor: Glendi Manengal
TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabanya dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, posisi utang pemerintah sampai 30 April 2020 adalah sebesar Rp 5.172,48 triliun.

Dari data realisasi tersebut, maka rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah sebesar 31,78%.

Terkait hal tersebut, keterangan di dalam buku Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) edisi Mei 2020 yang dirilis Kemenkeu pada Rabu (20/5), penurunan jumlah utang pemerintah ini terutama disebabkan oleh adanya kurs rupiah yang terapresiasi.

Presiden Joko Widodo Meninjau Langsung Kesiapan New Normal di Stasiun MRT, Usai Lebaran Ini

Pria Penjelajah Waktu Mengaku Tahu Kapan Berakhir Virus Corona dan Trump Gagal Terpilih Kembali

Dampak Covid-19, Harta Pengusaha Turun Ratusan Triliun Rupiah, Ini Daftar Orang Terkaya di Indonesia

Hutang Negara
Hutang Negara (Aktual)

Secara nominal, posisi utang pemerintah pusat mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi utang pemerintah terpantau naik Rp 601,11 triliun dari posisi April 2019 senilai Rp 4.528,45 triliun.

"Namun, posisi utang ini menurun jika dibandingkan dengan bulan Maret 2020 yang mencapai Rp 5.192,56 triliun".

"Begitupun dengan rasio utang terhadap PDB yang mengalami penurunan dari semula 32,12% menjadi 31,78% terhadap PDB".

"Penurunan rasio itu disebabkan karena kurs rupiah yang terapresiasi," ujar Kemenkeu.

Lebih rinci, utang pemerintah ini terdiri atas penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dengan kontribusi sebesar 83,9% dari total utang pemerintah, serta pinjaman dengan kontribusi sebesar 16,1% dari total utang.

Adapun penerbitan SBN sampai dengan akhir April 2020 lalu tercatat sebesar Rp 4.338,44 triliun.

Penerbitan SBN ini terbagi menjadi penerbitan SBN domestik dan valuta asing (valas).

Penerbitan SBN Domestik tercatat sebesar Rp 3.112,15 triliun yang terbagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp 2.579,40 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 532,75 triliun.

Untuk SBN Valas, sampai dengan April 2020 tercatat sebesar Rp 1.226,29 triliun dengan rincian SUN senilai Rp 995,89 triliun dan SBSN sebesar Rp 230,39 triliun.

Sementara itu, utang pinjaman pemerintah sampai dengan April 2020 tercatat sebesar Rp 834,04 triliun.

Ilustrasi Uang
Ilustrasi Uang (hai.grid.id)

Perinciannya, pinjaman ini terdiri atas pinjaman dalam negeri sebesar Rp 9,92 triliun, serta pinjaman luar negeri sebesar Rp 824,12 triliun.

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved