Virus Corona
Ini Beberapa Negara yang Menyoroti Tiongkok Terkait soal Laut China Selatan dan Pandemi Covid-19
Saat ini sedang disoroti dari berbagai negara, terkait virus corona hingga soal claim teritorial di Laut China selatan.
Saat AS melakukan patroli, militer China sering menerbangkan kapal perusak, jet tempur hanya berjarak beberapa puluh kaki dari depan haluan atau kapal perang mereka untuk menantang kapal perang AS.
Aksi-aksi militer China itu sangat beragam, mulai dari mengusir, mengancam lewat saluran radio dan menyorot dengan lampu ke arah kapal-kapal perang AS bahkan sampai mengarahkan rudal dan senjata perang bahkan berlayar terlalu dekat yang berpotensi membahayakan keselamatan awak kapal.
Menghadapi konfrontasi itu, Stavrdis mengatakan, ia kerap menasihati setiap kapten kapal perang AS yang berada di bawah kendalinya untuk tetap stabil, menghindari konfrontasi yang tidak perlu dan melaporkan kembali kepadanya terus menerus perkembangan di sana dan Stavrdis sendiri kemudian membuat laporan kepada otoritas yang lebih tinggi.
Ia mengatakan, pengalaman berlayar ke Laut China Selatan merupakan pengalaman yang membingungkan, Stavrdis dan para stafnya kerap menarik nafas lega setiap kali mereka berhasil menyelesaikan misi mereka di wilayah panas tersebut.
Kapal induk nuklir milik AL AS berpatroli (afp)
Menurut Stavrdis, yang juga kolumnis Bloomberg, kapal perusak Barry dan kapal perusak lainnya, Bunker Hill, berhadapan dengan kapal-kapal China baru-baru ini di wilayah tersebut, namun mereka mencoba menghindari eskalasi.
Melihat kondisi ini, Stavrdis mengatakan kunci utama bagi AS menghadapi kondisi ini dan membelokkan perilaku China tanpa harus memutus hubungan internasional yang mengarah pada perang dingin atau konflik bersenjata, adalah dengan membawa lebih banyak sekutu internasionalnya ke dalam kebebasan patroli navigasi, termasuk anggota NATO bersama dengan Australia dan Jepang.
AS juga bisa meningkatkan dukungan kepada Taiwan, khususnya dalam kerjasama militer dan mendesak penyelidikan internasional yang menyeluruh terhadap wabah virus corona di Wuhan dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara lain di sekitar pesisir Laut China Selatan.
Langkah-langkah konfrontatif ini juga harus disertai dengan sejumlah penawaran kerjasama dengan China. Hal itu bisa mencakup memajukan perjanjian perdagangan dan tarif yang menyediakan akses ke pasar AS, bekerjasama dalam rute perdagangan Kutub Utara dan norma-norma lingkungan di sana, sesuatu yang sangat diinginkan Beijing.
Bisa juga AS mengajak Beijing melakukan operasi kemanusiaan bersama, bekerjasama menciptakan norma perilaku antara pasukan angkatan laut kedua negara dan menjajaki perjanjian strategis dan taktis untuk pengendalian senjata.

Taiwan
Pihak Taiwan memancing amarah China. Taiwan memberi dukungan bagi rakyat Hong Kong yang memprotes undang-undang keamanan nasional baru yang diusulkan China.
Dari keterangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, Taiwan akan memberi rakyat Hong Kong "bantuan yang diperlukan".
Melansir Reuters, Taiwan telah menjadi tempat perlindungan bagi sejumlah kecil pemrotes pro-demokrasi yang melarikan diri dari Hong Kong, yang telah diguncang sejak tahun lalu oleh protes.
Polisi Hong Kong menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan ribuan orang yang berkumpul pada Minggu (24/5), untuk memprotes rencana China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.
Menulis di halaman Facebook-nya Minggu malam, Tsai mengatakan undang-undang yang diusulkan adalah ancaman serius bagi kebebasan dan independensi peradilan Hong Kong.