Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Amien Rais Nilai Istilah New Normal Rancu Bagi Masyarakat: Sesungguhnya Ada Pengelabuan

Istilah New Normal sebagai cara hidup baru setelah pandemi Virus Corona (Covid-19) berakhir, dikritik politisi senior Amien Rais.

Editor: Rhendi Umar
antara
Amien Rais diantar massa saat pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Rabu (10/10/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Istilah New Normal sebagai cara hidup baru setelah pandemi Virus Corona (Covid-19) berakhir, dikritik politisi senior Amien Rais.

Seperti diketahui, istilah tersebut santer dibicarakan sebagai kebiasaan baru yang harus dilakukan, terutama di berbagai daerah yang sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Amien Rais menilai istilah itu dapat membingungkan dan rancu bagi masyarakat.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam unggahan video di akun Instagram @amienraisofficial, Minggu (24/5/2020).

"Akhir-akhir ini di media massa internasional, termasuk kita Indonesia, sedang latah dengan istilah New Normal," ungkap Amien Rais.

Ia menilai penggunaan isitlah itu dapat menjadi salah arah saat diterima masyarakat.

"Sesungguhnya ada pengelabuan, mohon maaf," kata Amien Rais.

Ia menyebutkan New Normal bukan berarti hidup benar-benar normal, tetapi menghancurkan normal yang lama.

"Yang normal itu biasanya ada standar, ada norma-norma, ada pola-pola yang reguler," papar Amien.

"Ada juga poin rujukan referensi. Ini enggak ada sama sekali," lanjutnya.

Amien memberi contoh kehidupan New Normal seperti pada perubahan iklim.

"Yang terjadi adalah worsening situation, apakah itu climate change, global warming, kehancuran di mana-mana, naiknya permukaan air laut selevel yang tidak tertahankan," katanya.

"Karena itu, jangan dipakai lagi. Ini bisa ngelabui diri kita sendiri," lanjut Amien.

Selain itu, ia meminta agar tidak termakan dengan iming-iming kehidupan akan kembali seperti semula.

"Kemudian apapun dianggap normal," ungkapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved