Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lebaran 2020

Sering Disajikan Ketika Lebaran, Sirup Jagung Ternyata Bahaya Bagi Kesehatan

Selain itu, sirup jagung juga mengandung fruktosa tinggi yang berbahaya bagi kesehatan. Berikut bahaya sirup jagung bagi kesehatan.

Editor: Isvara Savitri
Kompas.com
Ilustrasi minuman sirup. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KESEHATAN - Banyak orang yang menyuguhkan sirup jagung ketika lebaran.

Selain menjadi minuman, sirup yang terbuang dari tepung jagung ini bisa ditambahkan dalam makanan sebagai penguat rasa atau menambah tekstur.

Meski rasanya enak, sirup jagung hanya mengandung kalori kosong dan tidak menawarkan nutrisi penting.

Itu sebabnya, sirup jagung bisa mengurangi kandungan nutrisi total dari makanan yang kita konsumsi.

Selain itu, sirup jagung juga mengandung fruktosa tinggi yang berbahaya bagi kesehatan. Berikut bahaya sirup jagung bagi kesehatan:

1. Meningkatkan lemak di hati
Riset membuktikkan, konsumsi fruktosa terlalu sering bisa meningkatkan lemak di hati.

Pasalnya, fruktosa hanya bisa dimetabolisme oleh hati. Jumlah fruktosa yang berlebihan akan diubah menjadi lemak yang disimpan di hati.

Jumlah lemak berlebihan ini bisa menimbulkan penyakit hati berlemak yang merupakan faktor utama diabetes tipe dua.

Lemak berlebihan di hati juga bisa meningkatkan resistensi insulin dan sindrom metabolik.

2. Meningkatkan risiko obesitas
Sirup jagung juga bisa meningkatkan risiko obesitas. Hal ini terjadi karena fruktosa tidak menstimulasi daerah otak yang mengontrol nafsu makan.

Hal ini membuat nafsu makan tidak terkendali dan kita sulit merasa kenyang.

Selain itu, fruktosa juga bisa meningkatkan jumlah lemak di area perut yang bisa menignkatkan berbagai masalah kesehatan.

3. Meningkatkan risiko diabetes
Kandungan fruktosa dalam sirup jagung bisa menyebabkan resistensi insulin yang memicu diabetes tipe 2.

Insulin membantu meningkatkan respon tubuh terhadap konsumsi karbohidrat untuk diubah menjadi energi.

Namun, mengonsumsi fruktosa berlebihan dapat membuat tubuh menjadi kebal terhadap efek insulin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved