Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Populer Nasional

Ali Ngabalin Desak Jokowi, Beda Jawaban dengan Kemenkeu: Saya Tegaskan untuk Pak Presiden

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dan Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo langsung memberikan jawabannya.

Editor: Frandi Piring
tribunnews
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menjadi satu pilihan yang sulit di tengah pandemi Covid-19, mana yang harus didahulukan pemerintah Indonesia, kesehatan masyarakat atau perekonomian?

Menanggapi hal tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin dan Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo langsung memberikan jawabannya.

Namun kedua pihak memberikan jawaban yang berbeda.

Mulanya hadir di acara Dua Sisi TV One, Ali Ngabalin menjelaskan setiap keputusan atau kebijakan pemerintah sangat mengutamakan proses penanganan Covid-19.

Ali Ngabalin mengatakan pemerintah ingin wabah virus corona di Indonesia cepat teratasi.

"Mana yang menjadi prioritas dari pemerintah, ekomomi atau kesehatan?" tanya pembawa acara dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Talk Show TV One, pada Sabtu (23/5/2020).

"Yang pasti bahwa semua regulasi dan keputusan yang diambil pemerintah adalah memberikan prioritas percepatan penangan Covid-19," imbuhnya.

Ali Ngabalin kemudian membeberkan bukti dari pernyataannya.

Ali Ngabalin
Ali Ngabalin (Tribun Lampung)

Pada tanggal 20 Mei 2020, Ali Ngabalin menyebut Presiden Jokowi baru saja meluncurkan 55 produk kesehatn untuk menangani penyebaran Covid-19.

"Presiden pada tanggal 20 kemarin meluncurkan 55 produk kesehatan terkait dengan percepatan penanganan Covid-19 ini," kata Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin juga memberikan tanggapannya terkait masyarakat di beberapa wilayah Indonesia yang mengambaikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seperti masyarakat yang nekat menyerbu mal dan pasar hanya demi membeli baju lebaran.

"Itu sebabnya saya ingin sampaikan himbauan larangan terkait apa yang disampaikan pemerintah tetap harus menjadi perhatian masyrakat," jelas Ali Ngabalin.

"Disana- sini ada beberapa titik yang terlihat dan terkesan melakukan pelanggaran PSBB ini, jangan pernah kita menjadikan ini sebagai patokan," imbuhnya.

Di akhir pernyataannya Ali Ngabalin menegaskan meminta pemerintah dan Jokowi sangat mendahulukan penanganan virus corona.

"Tetapi tetap pada pendirian kita bisa dan siap keluar dari pandemi ini," ujar Ali Ngabalin.

"Saya menegaskan pemerintah dan bapak presiden punya konsen yang full dalam penangan Covid-29," tegasnya.

Amien Rais Sindir Rezim Jokowi, Tak Usah Buat Gaduh: Pemerintahan Jokowi Sekarang Sudah Berat Sekali

Respon Kemenkeu

Sementara itu Yustinus Prastowo menegaskan tidak ada ekonomi versus pandemi.

Pasalnya yang terjadi saat pandemi Covid-19 adalah ekonomi pandemi.

Yakni kebijakan ekonomi sepenuhnya diarahkan untuk mengatasi masalah kesehatan, jaminan sosial, dan dunia usaha.

"Refleksi untuk diri kita, benarkah ekonomi itu adalah sesuatu yang harus berhadapan dengan pandemi? Ekonomi dulu atau pandemi dulu? Seolah-olah begitu anggapannya. Tidak. Yang terjadi sekarang adalah ekonomi pandemi," kata Yustinus dalam konferensi video, Jumat (22/5/2020).

Yustinus mengatakan, ekonomi pandemi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.

Ilustrasi Uang-Cara Mengelola Utang dengan Baik, Pilah Utang Produktif & Konsumtif,Ini Tips dari Bareyn Mochaddin.
Ilustrasi Uang-Cara Mengelola Utang dengan Baik, Pilah Utang Produktif & Konsumtif,Ini Tips dari Bareyn Mochaddin. (hai.grid.id)

Ekonomi pandemi mengingatkannya pada paham negara kesejahteraan, ada peluang untuk memperkuat peran negara melalui redistribusi dan penataan kelembagaan.

"Kita enggak bisa pisah-pisahkan itu. Orang bisa mati karena Covid-19, juga bisa mati karena enggak bisa makan. Maka harus kita pikirkan betul dua-duanya bisa berjalan beriringan, tentu dengan SOP protokol yang baik," papar Yustinus.

Lebih lanjut Yustinus memaparkan, pasca pandemi mungkin terwujud dunia baru yang meninjau ulang gagasan lama.

Misalnya, kualitas diperlukan tidak cukup hanya ditunjukkan dengan angka pertumbuhan ekonomi mencapai 5 persen atau bahkan 7 persen.

"Lalu isu lingkungan hidup jadi tantangan, manusia setir pembangunan juga penting mengembalikan lagi bukan sekedar objek, tapi juga sebagai subjek. Yang penting selanjutnya adalah membangun sistem jaminan sosial dan kesehatan yang universal. Ini PR kita," jelas Yustinus.

Tantangan sulit lainnya yang perlu diperbaiki saat kondisi new normal adalah reindustrialisasi atau memperkuat industri manufaktur yang saat ini mengalami penurunan tajam.

Di masa pandemi, Indonesia seolah tersadar industrialisasi tertinggal jauh dibanding negara lain.

Salah satunya dibuktikan dengan industri tidak bisa memproduksi Alat Pelindung Diri (APD), masker, dan hand sanitizer dalam waktu cepat.

Belum lagi soal kekuatan industri farmasi yang mampu menyuplai obat-obatan murah dan terjangkau sehingga kesehatan masyarakat terjamin.

Di sisi lain, perkembangan agribisnis juga perlu diperkuat.

Pasalnya selama pandemi, ketakutan selanjutnya yang dihadapi adalah kelangkaan pangan.

Banyak negara-negara di dunia mementingkan pangan negaranya dahulu sebelum melakukan impor ke negara lain.

"Kita belum mandiri, belum berdikari ternyata. Reformasi pendidikan mengenaskan, study from home (belajar dari rumah) infrastrukturnya sudah siap? Jangan sampai lari ke bukit cari sinyal," sebut Yustinus. (TRIBUNJAKARTA.COM/KOMPAS.COM)

Jelang Soeharto Lengser, Amien Rais dan Keluarganya Diancam Sosok Misterius: Apa Anda Bosan Hidup?

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pemerintah Utamakan Kesehatan Masyarakat Atau Ekomomi? Jawaban Ali Ngabalin dan Staf Menkeu Berbeda, https://jakarta.tribunnews.com/2020/05/23/pemerintah-utamakan-kesehatan-masyarakat-atau-ekomomi-jawaban-ali-ngabalin-dan-staf-menkeu-berbeda?page=all

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved