Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Memanas, Presiden Taiwan Tolak Syarat 'Satu Negara, Dua Sistem', China Reunifikasi Harga Mati

Kabarnya pihak Taiwan tidak dapat menerima menjadi bagian dari China di bawah tawaran "satu negara, dua sistem".

Editor: Glendi Manengal
Istimewa Via TribunnewsWiki.com
Presiden Taiwan Tsai Ing Wen 

China telah meningkatkan latihan militernya di dekat Taiwan sejak pemilihan ulang Tsai, menerbangkan jet-jet tempur ke ruang udara pulau dan berlayar di kapal perang di sekitar Taiwan.

Tsai mengatakan, Taiwan telah melakukan upaya terbesar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan yang memisahkan Taiwan dengan China.

"Kami akan melanjutkan upaya-upaya ini, dan kami bersedia untuk terlibat dalam dialog dengan China dan memberikan kontribusi yang lebih konkret untuk keamanan regional," tambahnya.

Taiwan telah menjadi sumber meningkatnya gesekan antara Cina dan Amerika Serikat (AS).

Pemerintahan Donald Trump sangat mendukung Taiwan bahkan tanpa adanya hubungan diplomatik formal.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengirim ucapan selamat ke Tsai pada Selasa.

Ia memuji keberanian dan visi Tsai dalam memimpin demokrasi Taiwan yang dinamis.

Kementerian Luar Negeri China mengutuk pernyataan Pompeo, dan mengatakan pemerintah China akan mengambil langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan.

PresidenTaiwan Tsai Ing-wen
PresidenTaiwan Tsai Ing-wen (AP/Chiang Ying-ying)

Sebelumnya Presiden Taiwan Ingin Berdialog dengan China, tapi tak terima syarat " satu negara, dua sistem "

Kabarnya dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, Taiwan menginginkan dialog dengan China tetapi tidak bisa menerima syarat "satu negara, dua sistem".

Terkait hal itu, Ia menyerukan kedua belah pihak menemukan cara untuk hidup berdampingan.

Keterangan dari pidatonya setelah pelantikan untuk masa jabatan keduanya dan terakhir, Rabu (20/5), Tsai menyatakan, hubungan antara Taiwan dan China telah mencapai titik balik historis.

"Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara untuk hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan," katanya seperti dikutip Reuters.

Tsai dan Partai Progresif Demokratik yang memenangkan pemilihan presiden dan parlemen pada Januari lalu dengan telak, bersumpah untuk menentang China, yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan di bawah kendali Beijing.

"Di sini, saya ingin mengulangi kata-kata perdamaian, paritas, demokrasi, dan dialog".

"Kami tidak akan menerima penggunaan Beijing, satu negara, dua sistem untuk menurunkan peringkat Taiwan dan merusak status quo lintas-selat. Kami berdiril dengan prinsip ini," tegas Tsai.

Sumber: Kontan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved