Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penyakit Mental

Sering Dikira Kesurupan, Beriku Penyakit Histeria yang Perlu Diketahui

Ahli psikoanalisis Sigmund Freud percaya gejala histeria adalah mekanisme pertahanan terhadap kondisi seksual.

Editor: Isvara Savitri
Freepik.com
Ilustrasi penyakit histeria. 

Menceritakan apa yang kita rasakan juga bisa meredakan gejala histeria. Saat menceritakan apa yang kita rasakan, kita juga menyalurkan emosi.

Berbicara dengan seseorang juga menstimulasi otak yang dapat meredakan kecemasan.

Metode penyembuhan histeria dengan berbicara ini pertama kali ditemukan oleh Freud dan rekannya Josef Breuer saat menangani kasus histeria seorang wanita bernama Anna 'O.

Saat itu, Anna mengalami kelumpuhan, halusinasi dan kejang secara periodik. Dengan meminta Anna untuk menceritakan apa yang dirasaknnya, gejala yang dialami Anna perlahan membaik.

Metode terapi bicara inilah yang hingga saat ini banyak digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan psikologis.

3. Berteriak

Berteriak sekencang mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk menyalurkan emosi yang kita rasakan.

Hal ini bisa menjadi cara kita untuk menerima emosi sekaligus menstimulasi darah dan energi.

Jika tidak memiliki seseorang untuk bercerita, kita bisa berteriak sekencang mungkin untuk membuat pikiran dan hati menjadi lebih lega.

Cara tersebut hanya memberikan efek melegakan sementara waktu. Untuk mendapatkan pengobatan jangka panjang, kita tetap memerlukan bantuan profesional.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Histeria, Gangguan Psikologis yang Sering Disangka Kesurupan".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved