Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tips Hadapi Virus Corona

Virus Corona Bisa Sebabkan Penyakit Jantung dan Stroke, Begini Penjelasannya

Menurut dr. Jaka Pradipta., Sp.P, ketika terjadi infeksi virus pada tubuh dalam jumlah besar dan hebat, maka akan terjadi peradangan.

Editor: Isvara Savitri
Freepik
ilustrasi virus corona 

TRIBUNMANADO.CO.ID, KESEHATAN - Semua informasi yang berkaitan dengan virus corona (Covid-19) memang selalu mengundang rasa ingin tahu.

Memang saat ini informasi seputar corona berdampak bagi kehidupan kita semua. Hal tersebut membuatnya menjadi perbincangan hangat.

Salah satunya, kabar bahwa virus corona Covid-19 yang ada pada tubuh bisa bermanifestasi menjadi penyakit lain, seperti stroke dan penyakit jantung.

Lho, kok, bisa begitu? Yuk, simak penjelasannya.

Sebenarnya jelas bahwa virus Covid-19 ini utamanya menyerang saluran pernapasan, khususnya pada organ paru-paru karena terdapat banyak reseptor di dalamnya.

Gejala yang paling parah yang dirasakan akibat virus ini adalah timbulnya sesak napas karena paru-paru sangat rusak. Tapi, ada juga implikasi lainnya.

Menurut dr. Jaka Pradipta., Sp.P, ketika terjadi infeksi virus pada tubuh dalam jumlah besar dan hebat, maka akan terjadi peradangan.

Nah, radang ini sebenarnya terjadi akibat proses tubuh berperang melawan infeksi tadi.

Tubuh akan mengeluarkan sel-sel imunitas, yakni sel-sel darah putih, salah satunya adalah sitokin yang akan menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh kita.

Jika ada peningkatan sitokin, maka akan terjadi proses peradangan tadi.

Wujudnya bisa demam, nyeri sendi, tensi turun karena terjadi pelebaran pembuluh darah, hingga terjadi proses pembekuan darah.

“Darahnya itu akan jadi lebih mudah mengental. Sebenarnya, ini enggak hanya di Covid-19. Penyakit apa pun dengan gejala inflamasi peradangan yang hebat, efek sampingnya adalah penggumpalan darah. Mau infeksi bakteri ataupun kanker bisa jadi ada penggumpalan darah. Tapi, diteliti makin ke sini, kok, makin tinggi proses pengentalannya pada infeksi ini. Jarang terjadi infeksi seperti ini pada virus biasa,” ujar dr. Jaka saat diwawancara NOVA.

Nah, penggumpalan darah ini bisa terjadi di mana saja di dalam tubuh. Manifestasi penyakitnya tergantung letak penggumpalan.

Paling sering terjadi di paru-paru, pembuluh darah kepala, jantung, dan pembuluh darah kaki.

Jika di kepala bisa mencestukan penyakit stroke iskemik karena ada penyumbatan di kepala.

Di jantung bisa menyebabkan sakit jantung, dan di aliran darah kaki bisa membuat kaki harus diamputasi.

“Sebenarnya hal ini terjadi kalau Covid-nya itu dalam derajat (tingkat, red.) yang berat, masuk kelompok yang 20 persen. Kan 80 persennya ringan bahkan tidak bergejala. Jadi, sebenarnya keadaan itu bukan terjadi pada derajat-derajat awal atau ringan terus tiba-tiba jadi stroke. Dari kasus-kasusnya, sih, enggak. Biasanya kalau dia sudah derajat yang berat baru mulai manifestasinya ke arah sana,” ungkap dr. Jaka.

Orang-orang yang masuk ke dalam kelompok 20 persen ini secara teori adalah orang berusia lanjut dan punya komorbid (penyakit penyerta).

Namun, tidak juga jadi jaminan bahwa orang yang berusia muda dan tidak punya komorbid tidak bisa masuk ke dalam kelompok ini.

Tetap dibutuhkan kewaspadaan bersama, ya. Meski begitu, tak usah panik.

Pasalnya, menurut dr. Jaka, kondisi manifestasi dari peradangan akibat infeksi virus corona ini angka kejadiannya tergolong kecil.

“Ini adalah manifestasi yang sebenarnya tidak langsung. Jadi, bukan karena virusnya yang menyerang otak. Karena ada beberapa penelitian yang melakukan pemeriksaan di otak pada pasien-pasien yang tidak sadar dan dalam gejala, ternyata virusnya enggak ada di sana. Jadi, ini kayak efek sampinglah akibat infeksi ini. Dan sebenarnya angkanya juga enggak banyak, di bawah 10 persen, ya, tiga sampailima persenlah. Tapi, memang kasus itu ada,” jelas dr. Jaka.

Maka itu, menurut dr. Jaka, seseorang yang sedang menjalani perawatan akibat Covid-19 pun harus selalu diperiksa kekentalan darahnya dan dilakukan pemantauan agar tak menjadi sumber kematian lainnya.

Bahkan, sampai pasien sembuh dan kembali pulang ke rumah.

Eits, tapi jangan juga langsung menstigma kalau ada orang yang stroke atau serangan jantung mendadak adalah karena Covid-19, ya.

“Kami tenaga medis, trennya seperti itu, ya. Tapi, kalau tetangga ada yang sakit jantung jangan langsung stigma ini Covid, tunggu tenaga medisnya ini benar Covid atau bukan. Jadi, percayalah sama tenaga medis. Ya, secara semua yang meninggal dalam dua bulan ini dihubung-hubunginnya sama Covid. Jangan gitu juga,” pungkas dr. Jaka.(*)

Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul Kabar Terbaru, Virus Corona Bisa Sebabkan Sakit Jantung dan Stroke.

Sumber: Nova
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved