Berita Manado
Ojek Perahu Laut 'Tambangan' di Manado Berumur Puluhan Tahun, Begini Kisahnya
Ojek perahu atau biasa disebut tambangan menjadi transportasi laut di Pasar Bersehati Manado, Sulawesi Utara
Penulis: | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ojek perahu atau biasa disebut tambangan menjadi transportasi laut di Pasar Bersehati Manado, Sulawesi Utara.
Transportasi penyebrangan ini sudah sejak lama digunakan masyarakat untuk beraktivitas terutama ke pasar.
Terlihat dua perahu ojek bersandar di dermaga kecil. Hampir sekitar satu jam duduk di situ, belum nampak penumpang naik ke perahu.
Teriknya matahari pada Kamis 7 Mei 2020 pukul 11.30 Wita membuat kedua pria paruh baya ini, harus berlindung di pondok kecil pada perahu.
• Korban Lakalantas di Molibagu Terlempar Hingga 100 Meter
Perahu berukuran kecil berwarna biru laut, dengan lima tempat duduk berbaris terbuat dari papan, nampak kosong.
Waktu menujukan pukul 14.00 Wita, pasar Bersehati mulai ramai. Berangsur-angsur mulai bermuculan satu per satu. Salah satunya Jemmi Lumentut (50).
Menurut Jemmy Lumentut (50), warga Manado, perahu "tambangan' ini memang sudah lama digunakan warga untuk menyeberang. Kira-kira sekitar tahun 60-an beroperasi.
"Saya tahu tambangan ini sudah ada sejak masih kecil. Warga dekat sungai dan daerah Manado Utara memanfaatkan perahu ini untuk mencari nafkah," ujar Jemmy Lumentut.
• Umat Buddha Sulut Ibadah Waisak Secara Virtual di Rumah
Kata dia, memang transportasi ini, sangat memudahkan warga. Kalau naik kendaraan lewat darat harus memutar jauh.
Ditambah lagi, harus bayar uang masuk ke pasar Rp2.000. Lebih baik parkir motor dan naik perahu.
Lanjut dia, transportasi ini ada memang sejak lama, masih ingat harganya Rp 5 rupiah sekarang Rp 2.000.
Ojek perahu ini, dari dulu memang banyak warga sekitar sungai yang mengantung hidup. Mereka mencari uang untuk menghidupkan keluarga dan sekolah anak.
• Penutupan Tempat Hiburan Malam di Manado Kembali Diperpanjang untuk Ketiga Kalinya
Feli Adrian (61) ojek tambangan mengatakan, sudah sekitar 18 tahun mengeluti pekerjaan ini.
"Saya dari dulu hanya bekerja sebagai ojek tambangan. Menghidupkan keluarga dan sekolahkan saudara," ujar Feli Adrian.
Ia menambahkan, ada sekitar 10 orang yang bekerja sebagai ojek tambangan. Namun adanya pandemi Covid-19, mulai berkurang bekerja. Karena pendapatan berkurang. (Ven)
• Gadis Cantik Tewas Secara Sadis di Tangan Pacarnya, Tak Dapat Restu Orangtua, Pelaku Coba Bunuh Diri