Dampak Virus Corona
Miris, Dalam 3 Bulan Orang Stres Karena Corona Meningkat Sampai Ingin Bunuh Diri
Ditemukan bahwa jumlah kasus yang diposting bersama dengan bahasa emosional meningkat dengan cepat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gangguan mental menimbulkan stres karena wabah virus corona terus meningkat.
Dalam 3 bulan orang Jepang sejak penelitian dilakukan 16 Januari 2020 hingga diumumkan Deklarasi Darurat Nasional Jepang tanggal 7 April 2020, tingkat stres meningkat 104,5 kali lipat.
Seorang ahli analisis data menganalisis sekitar 100 juta posting di twitter dengan kata kunci Corona dan Stress maupun Depresi, terkait tentang virus corona baru, dan ketika infeksi menyebar, dampak bagi kehidupannya.
Associate professor Fujio Toriumi dari Universitas Tokyo, yang berspesialisasi dalam analisis data, bertanya-tanya bagaimana keadaan psikologis orang berubah karena penyebaran infeksi, dengan mengumpulkan dan menganalisis sekitar 100 juta posting Twitter tentang virus corona baru.
Ditemukan bahwa jumlah kasus yang diposting bersama dengan bahasa emosional meningkat dengan cepat.
Para ahli mengeluhkan perlunya perawatan mental karena mereka bisa melihat perubahan dalam kondisi psikologis berbagai orang yang stres akibat penyebaran infeksi.
Survei awal dimulai 16 Januari 2020 dengan 72 posting rata-rata per hari.
Kemudian meningkat menjadi 2.454 pada bulan Februari akhir sekitar 20 Februari, ketika Menteri kesehatan meminta masyarakat menjauhkan keramaian dan batalkan berbagai kegiatan umum.

Lalu tanggal 7 April saat diumumkan pertama kali Deklarasi Darurat Nasional Jepang, postingan stres melejit menjadi 7526 kali sehingga meningkat 104,5 kali dibandingkan awal survei.
Sejak akhir Februari ketika penutupan sementara diminta di seluruh negeri, jumlah siswa per hari telah meningkat menjadi sekitar 2000, dan di Tokyo, diminta untuk menahan diri untuk tidak keluar.
Demikian pula saat komedian terkenal Ken Shimura dilaporkan tewas. Sejak itu, jumlah kasus meningkat menjadi 3.750, yang merupakan kenyataan menyadarkan mayoritas warga Jepang bahwa virus Corona ini memang membunuh manusia.
Ini berarti bahwa kata-kata yang terkandung dalam posting menunjukkan bahwa "keluar" dan "kecemasan ekonomi" mempengaruhi stres pula sebagai matching dua kata "stress dan corona".
Di sisi lain, jumlah posting dengan "Corona" ditulis sebagai "depresi" atau "Saya ingin mati" meningkat, dan jumlah posting yang mengekspresikan perasaan saya seperti "Saya depresi dengan korona" per hari meningkat pesat pula.
Dibandingkan pada bulan Januari dan April, "depresi" adalah 37 kali lebih tinggi dan "ingin mati" adalah 4 kali lebih tinggi.