Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Pertumbuhan Ekonomi Arab Saudi Minus 3,2 Persen Akibat Pandemi Covid-19 dan Harga Minyak Anjlok

Akibat pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Arab Saudi diprediksi terkontraksi atau minus 3,2 persen.

Editor: Glendi Manengal
FOTO REUTERS
Arab Saudi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Akibat pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Arab Saudi diprediksi terkontraksi atau minus 3,2 persen.

Dikabarkan juga dari lembaga pemeringkat Moody's juga mengoreksi outlook peringkat utang Arab Saudi dari stabil menjadi negatif. Hal ini diungkapkan Moody's pada akhir pekan lalu.

Dampak buruknya data ekonomi tersebut disebabkan Arab Saudi menghadapi dua faktor penyebab guncangan ekonomi, yakni virus corona dan anjloknya harga minyak.

Ternyata Produser Musik Cinta Laura Penulis Lagu BTS, Luna Maya Terkejut

Wabah Virus Corona Mereda, Pelajar di Wuhan Mulai Kembali Bersekolah

"Arab Saudi tengah mempersiapkan untuk menetapkan kebijakan yang ketat dan menyakitkan dalam menghadapi konstraksi pertumbuhan terburuk dalam dua dekade yang disebbakan dua guncangan, (yakni) lockdown akibat virus codona dan rendahnya harga minyak," kata menteri keuangan Arab Saudi Mohammed al-Jadaan seperti dikutip dari CNBC, Rabu (6/5/2020).

Akibat situasi perekonomian yang tak memungkinkan ini, Arab Saudi terpaksa harus memangkas proyek-proyek dan belanja pemerintah.

Sebab, negara kaya minyak tersebut menghadapi merosotnya cadangan devisa, defit fiskal yang melebar, dan risiko aset yang memburuk.

"Selain dari risiko kepada kekuatan fiskal kerajaan (Arab Saudi) dari pandemi dan guncangan (pada) harga minyak, masih ada risiko terkait ketidakpastian soal bagaimana pemerintah dapat menangkal kerugian pendapatan minyak dan menstabilkan beban utang dan aset dalam jangka menengah," tulis Moody's dalam laporannya.

Sementara itu, al-Jadaan menegaskan pentingnya pemangkasan anggaran.

"Kita harus memangkas belanja anggaran secara signifikan. Keuangan Arab Saudi harus lebih disiplin dan jalan ke depan masih panjang," ungkap dia.

Terkait pos anggaran yang bakal dipangkas, al-Jadaan mengaku daftarnya sangat panjang. Akan tetapi, kemungkinan anggaran yang akan dipangkas adalah beberapa proyek miliaran dollar AS, mulai dari pariwisata hingga infrastruktur.

Mendiang Glenn Fredly Pernah Berkeinginan Duet Sepanggung dengan Didi Kempot

RSUI Pastikan Layanan Pasien Virus Corona jika Sesuai Kriteria Akan Ditanggung Pemerintah

Proyek-proyek tersebut masuk ke dalam program Vision 2030 yang dicetuskan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Program ini bertujuan untuk mendorong geliat sektor swasta dan mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi, tak hanya mengandalkan minyak.

Meski menghadapi ketidakpastian yang besar, Arab Saudi berada dalam posisi yang relatif baik untuk menangani krisis. Sebab, negara ini memiliki bantalan yang cukup besar yang telah dibangun dalam dua dekade terakhir.

Ini termasuk cadangan devisa yang cukup besar pula, yakni 473 miliar dollar AS pada Maret 2020. Angka ini tertinggi di antara negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Selain itu, rasio utang Arab Saudi juga rendah jika dilihat dari standar global. Negara itu pun memiliki akses yang mudah ke pasar keuangan terkait utang, terlihat dari penerbitan obligasi yang berkali-kali kelebihan permintaan alias oversubscribed.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved